"Dexamethasone masuk golongan steroid. Ada yang menganggap obat itu adalah obat untuk sembuhkan Covid, padahal penelitian dari Oxford mengatakan obat itu digunakan untuk yang kondisinya sudah berat, sakit parah, pasien yang menggunakan ventilator. Kelihatannya orang-orang sudah mau beli obat itu, padahal efek sampingnya itu bahaya, tidak bisa digunakan sembarangan."
Pada pasien Covid dengan kondisi kritis, kata Dinis, respon imun berlebih dan menyerang tubuhnya sendiri atau yang dikenal dengan istilah badai sitokin. dexamethasone bisa menekan respon imun yang berlebih itu.
"Makanya tidak disarankan untuk pasien Covid ringan," kata Dinis.
Vitamin hingga alkohol swab pun diborong
Baca Juga: WHO Ultimatum Indonesia: Setop Beri Klorokuin ke Pasien Corona, Bahaya!
Tak hanya aksi borong obat antimalaria, vitamin dan suplemen pun ikut diborong selama pandemi Covid-19. Bagi penyandang autoimun, kata Monik, obat utama mereka adalah kombinasi imunosupresan dan steroid, juga vitamin D serta beberapa suplemen. Harga sejumlah vitamin dan suplemen pun ikut-ikutan naik di masa pandemi ini.
"Hampir semua jenis vitamin mineral itu juga harganya jadi gila-gilanya. Untuk kami, vitamin itu jadi seperti obat, contohnya vitamin D. Seperti lingkaran setan, kami defiensi vitamin D karena autoimun dan autoimun menyebabkan defiensi vitamin D yang enggak bisa ditolong hanya dengan berjemur."
"Jadi, vitamin-vitamin juga susah, mahal. Harganya naik minimal dua kali lipat. Kalau steroid masih bisa kami akses karena sudah banyak yang generik, jadi harganya pun terjangkau," kata ibu dua orang putra ini.
Yang menyedihkan, lanjut Monik, tidak semua penyandang autoimun berasal dari keluarga mampu. Harga obat yang melonjak di masa pandemi menyulitkan mereka melanjutkan pengobatan.
"Pilihannya lebih baik mereka makan daripada beli obat karena tidak ditanggung BPJS. Penyakit kami sulit sekali ditanggung asuransi kesehatan secara umum. Autoimun itu hanya satu atau dua jenis saja (yang ditanggung asuransi)," ujar Monik.
Baca Juga: WHO Hentikan Uji Coba Klorokuin pada Pasien Covid-19
Monik yang ikut berbagai komunitas autoimun, berkali-kali mendengar kabar memburuknya kondisi sejumlah teman sesama penyandang autoimun, bahkan ada yang meninggal dunia.