Suara.com - Di tengah kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua Covid-19 di China, media setempat menyerukan warganet untuk memuji pasien pertama, yang dijuluki "Paman Xhicheng'.
"Paman" menunjukkan panggilan hangat di China, sedangkan Xicheng adalah nama wilayah pria berusia 52 tahun itu tinggal.
Pria dengan nama keluarga Tang itu tertular Covid-19 pada 11 Juni 2020 dan menjadi pasien pertama gelombang kedua yang sejauh ini menginfeksi 236 orang.
Warga China, menyaksikan tayangan "Om Xicheng" di stasiun televisi Beijing TV.
Baca Juga: Susul Kawasaki dan Honda, Suzuki Bakal Ikut Terjun ke Segmen Motor Elektrik
Dari tempat tidur di rumah sakit, ia berterima kasih kepada pengguna sosial media yang telah memberikan perhatian kepadanya. Dia lantas mengatakan, "Kondisi saya sekarang stabil dan akan memerangi virus ini!"
Pada Jumat (19/06) lalu, harian resmi China Daily melaporkan Tang banyak dipuji dan "dengan ingatan yang sangat kuat, ia berhasil membantu mencari sumber infeksi."
Para dokter di rumah sakit tempat ia dirawat juga memujinya karena memakai masker dan naik sepeda ke rumah sakit guna mencegah penularan ke orang lain yang berkontak dengannya.
Tang dapat mengingat semua tempat yang ia kunjungi sejak 30 Mei dan menyebut daftar 38 orang yang ia temui dalam dua pekan sebelum ia didiagnosa terkena Covid-19 pada 11 Juni.
Warganet memujinya sebagai pria "dengan otak paling tajam."
Baca Juga: Hadir di Kuartal Ketiga Tahun Ini, Simak First Look New Kia Carnival 2020
"Ingatan sangat bagus. Saya bahkan tak ingat apa yang saya makan kemarin," kata pengguna Sina Weibo, sementara pengguna lain mengatakan "Tang adalah orang yang bertanggung jawab sementara ada sebagian orang yang masih jalan keluar walaupun mengalami demam dan gejala Covid-19 lain."
Berkunjung ke pasar dan ingat 38 orang yang ditemui
Kegiatan Tang di luar rumah sejak 30 Mei, antara lain mengunjungi lantai bawah tanah pasar di Beijing untuk membeli makanan laut dan daging pada 3 Juni.
"Ada anak yang ingin makan ikan. Itulah sebabnya saya ke pasar Xinfadi hari itu," kata Tang dalam wawancara dengan Bejing TV.
Aktivitas Tang juga dapat diverifikasi melalui analisa data, yang juga menunjukkan lokasi orang-orang berisiko tinggi yang perlu dites, lapor China Daily.
Ketenaran Tang melalui online ini membantu China meredam stigma terkait Covid-19 di dalam negeri. Setelah wabah awal merebak di Wuhan, perekonomian kota itu anjlok dan banyak orang yang khawatir menggunakan produk ataupun jasa dari wilayah itu.
Media setempat berharap, keterbukaan Tang terkait virus ini dapat mencegah orang menyembunyikan gejala atau merasa malu bila dites positif.
Wu Hao, ilmuwan yang tergabung dalam Komite Pencegahan Penyakit Menular di Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada televisi setempat bahwa langkah Tang sangat membantu mencegah penularan dan mencari sumber infeksi.
"Tang secara sukarela melaporkan gejalanya dan pergi ke rumah sakit naik sepeda, merupakan langkah yang penting untuk melindungi orang lain," kata Wu Hao.
Penjelasan Tang terkait kunjungannya ke pasar Xinfadi di Beiing pada tanggal 3 Juni juga penting bagi pemerintah untuk menetapkan bahwa pasar itu adalah sumber infeksi.
"Ini adalah metode yang paling efisien terkait upaya melawan virus," kata Wu.
Pasar di kawasan Fengtai, Beijing itu, terkait dengan kasus yang dipastikan di ibu kota China itu sejak 11 Juni.
Di saat kedatangan Covid-19 gelombang kedua, pada Rabu pekan kedua (13/06), Beijing melaporkan 158 pasien positif Covid-19.