Analisis Simon King, ahli meteorologi BBC Weather
Gelombang panas di Arktika bukan sesuatu yang jarang. Pola cuaca di seluruh dunia dapat sejajar sedemikian rupa sehingga udara panas dibawa jauh ke utara dan udara dingin berpindah dari kutub ke selatan.
Selama beberapa bulan terakhir, tekanan tinggi yang berada di kawasan luas sebelah timur Rusia menjadi dominan. Hal ini mendorong angin selatan membawa udara hangat dari daerah dekat kawasan tropis, sehingga suhu lebih tinggi dari biasanya.
Akan tetapi, pola cuaca yang terus-menerus seperti ini membuat cuaca panas bertahan lama dan intens sehingga mengkhawatirkan. Ini klop dengan yang diyakini para ahli iklim akan terjadi di Arktika terkait perubahan iklim.
Baca Juga: Sekali Bayar Pajak Mobil Ini, Sule Keluarkan Duit Setara Yamaha NMAX
Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa lebih dari 30 tahun terakhir, kawasan Arktika memanas dua kali lebih cepat dari rata-rata global.
Infografis di bawah ini menunjukkan bahwa di seluruh dunia, sepanjang periode 1960-2019, suhu udara rata-rata secara umum meningkat sekitar satu derajat celsius.
Meski demikian, jika Anda mendekati Kutub Utara, dengan lintang 90°, merahnya semakin kelam. Ini menunjukkan bagaimana suhu di daerah itu meningkat lebih tinggi dari kawasan lain - sekitar empat derajat celsius.
Mengapa kita harus khawatir dengan pemanasan di Arktika?
Pemanasan cuaca di Arktika berujung pada pencairan permafrost yang tadinya beku di bawah tanah.
Baca Juga: Tips: 3 Langkah Bikin Body Mobil Semakin Mengilap dan Kaca Kinclong
Ini membuat para ilmuwan risau karena ketika permafrost mencair, karbondioksida dan metana yang sebelumnya terkunci di bawah tanah akan lepas ke udara.