Suara.com - Sebuah inovasi berhasil ditemukan oleh para peneliti dari Queensland University of Technology (QUT), Australia. Mereka berhasil mengubah sisa-sisa rambut manusia menjadi panel layar yang biasa digunakan dalam pembuatan gadget.
Dalam prakitknya, para peneliti bekerjasama dengan sejumlah barbershop di Negeri Kanguru untuk mendapatkan limbah rambut. Selanjutnya, mereka memilah potongan rambut tersebut dan membakarnya dengan suhu 240°C.
Setelah dipanaskan, peneliti memisahkan kandungan rambut yang terdiri dari protein, keratin, karbon, dan nitrogen. Dua unsur terakhir yang disebut adalah bahan utama yang mereka pakai untuk membuat layar. Pasalnya, karbon dan nitrogen tersebut memiliki sifat memancarkan cahaya.
Lebih lanjut, karbon diekstraksi hingga berukuran nanodot atau sepersejuta milimeter untuk dipisahkan menjadi kumpulan nano.
Baca Juga: Berbagi Foto Gadget Lawas: Mulai Walkman, Game Boy, Sampai Televisi
Ketika sudah sampai tahap ini, kumpulan nano tersebut sudah bisa dibentuk menjadi lapisan aktif Organic Light-Emitting Diode (OLED). Sebagai informasi, panel OLED biasa ditemukan pada layar ponsel mewah, seperti Samsung Galaxy S20 Series hingga iPhone 11 Pro.
Namun karena hanya mampu menerima tegangan kecil, limbah rambut manusia ini hanya bisa memancarkan cahaya kecil jika dibentuk jadi layar ponsel. Maka dari itu, peneliti menyarankan hasil penelitiannya ini untuk pembuatan layar smartwatch dan smartband.
"Limbah adalah masalah besar. Perangkat yang bisa memancarkan cahaya organik berbasis karbon dot dari rambut manusia dapat dipakai untuk banyak kegunaan," ungkap pemimpin penelitian Professor Prashant Sonar dari QUT, sebagaimana dilansir dari IFL Science, Rabu (24/6/2020).
Setelah berhasil menemukan inovasi tersebut, tim penelitian yang sama juga melakukan riset lanjutan yang menyimpulkan bahwa nanodot material karbon yang berasal dari rambut manusia punya respon dan sensitivitas tinggi terhadap kloroform.
"Penciptaan material berharga dari limbah rambut manusia punya potensi besar untuk digunakan sebagai layar fleksibel atau sensor penginderaan, sehingga membuka peluang adanya teknologi material yang berkelanjutan," pungkas Sonar dalam penelitiannya yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Sustainable Materials and Technologies.
Baca Juga: Rencananya Virus Covid-19 Bisa Dideteksi Lewat Gadget, Ini Kata Pakar!