Suara.com - Awan debu Godzilla dari Gurun Sahara kini sedang menutupi Kepulauan Karibia dan sedang menuju ke Amerika Serikat dan skala yang, menurut para ilmuwan, belum pernah terlihat dalam 50 tahun terakhir.
Para ilmuwan menyebut awan debu Sahara itu dengan julukan Godzilla karena ukurannya yang sangat besar. Foto dari luar angkasa bahwa menunjukkan awan debu itu membuat area yang dilewatinya berubah menjadi cokelat.
Kualitas udara di daerah yang dilewati oleh awan debu itu mencapai level membahayakan dan para ilmuwan mewanti-wanti agar warga tidak keluar rumah serta, jika sanggup, memasang filter udara di kediaman mereka.
"Ini adalah yang terbesar dalam 50 tahun terakhir. Kondisi di banyak pulau Karibia saat ini berbahaya," kata Pablo Mendez Lazaro, pakar kesehatan lingkungan dari Universitas Puerto Rico seperti dilansir The Guardian, Selasa (23/6/2020).
Baca Juga: Wadidaw! Awan Debu Besar dari Gurun Sahara Bisa Hantam AS Minggu Depan
Lazaro kini bekerja sama dengan badan antariksa AS (NASA) untuk membuat sistem peringatan dini akan bahaya awan debu Godzila ini. Banyak pakar kesehatan yang khawatir bahwa awan debu Sahara akan membuat orang semakin rentan atau menderita lebih parah jika terinfeksi Covid-19.
Menurut CNet, awan debu Godzilla itu berasal dari Gurun Sahara di Afrika Utara dan menyeberangi Samudera Atlantik. Kini awan debu itu sedang menuju ke AS.
Jose Alamo, pakar meteorologi dari Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat yang berpusat di San Juan, Puerto Rico, mengatakan awan debu Sahara itu akan tiba di daratan AS sekitar awal pekan depan.
Jika dilihat dari arah awan debu Godzila itu saat ini, maka diperkirakan bahwa wilayah AS yang terdampak dimulai dari pesisir tenggara AS.
Baca Juga: Studi: Tahun 2070, Suhu Dunia Setara dengan Gurun Sahara