"Langkah lainnya, seperti menjaga kebersihan tangan, masih perlu dilakukan sama halnya dengan penggunaan masker dan pelindung mata."
Tapi Profesor Allan mengatakan ia memahami bantahan dari para epidemiolog.
Profesor Mary-Louise mengakui bukti yang ada sebetulnya tidak sempurna, namun mengonfirmasi kenyataan bahwa orang-orang memang harus menjaga jarak, bukannya semakin mendekatkan diri satu sama lain.
Awal bulan Juni 2020, WHO secara signifikan memperluas sarannya untuk memakai masker wajah, setelah beberapa bukti valid memberikan pencerahan soal masalah ini.
Baca Juga: #GerakanOtomotifNasional oleh Tokopedia dan Kemenperin RI
Sebelumnya, WHO merekomendasikan pemakaian masker hanya untuk petugas kesehatan, orang-orang dengan COVID-19 yang dikonfirmasi atau dicurigai dan perawat mereka.
Sekarang, semua orang disarankan untuk memakainya jika kondisi jarak sosial tidak memungkinkan.
Profesor Mary-Louise mengatakan WHO bisa saja segera merubah aturan 1 m oleh WHO seiring dengan berkembangnya penelitian, tetapi ia mengingatkan hal ini mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat.
"Sangat sulit untuk mengubah bukti pengendalian penularan," katanya.
"Karena pada dasarnya berarti Anda harus mengubah seluruh cara berpikir dan hal-hal lainnya, seperti berapa jauh jarak antar tempat tidur di rumah sakit.
Baca Juga: Buka Kembali, Museo Storico Alfa Romeo Pilih Hari Bersejarah Ini
"Kami [WHO] telah dikritik karena lambatnya dalam mengubah aturan pengendalian penularan dan saya tidak menyalahkan orang yang mengkritik karena kami benar-benar perlu bertindak lebih cepat."