Kajian Ilmiah: Tikus Dijual di Pasar Asia Tenggara Mengandung Virus Corona

BBC Suara.Com
Minggu, 21 Juni 2020 | 16:14 WIB
Kajian Ilmiah: Tikus Dijual di Pasar Asia Tenggara Mengandung Virus Corona
[BBC].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tikus yang dijual di pasar dan restoran di Asia Tenggara mengandung berbagai jenis Virus Corona, menurut penelitian.

Proporsi sampel yang positif meningkat seiring hewan tersebut dipindahkan dari "ladang ke meja makan", mengindikasikan bahwa mereka membawa virus sepanjang proses itu.

Galur (strain) virus yang terdeteksi berbeda dari Covid-19 dan dianggap tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Tapi para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perdagangan satwa liar bisa menjadi inkubator untuk penyakit.

Baca Juga: Kiat Erajaya Menyambut Era New Normal

Percampuran berbagai jenis Virus Corona, dan amplifikasi yang tampak di sepanjang rantai pasokan sampai ke restoran, menunjukkan "risiko terbesar bagi konsumen di hilir", kata tim peneliti dari Amerika Serikat dan Vietnam.

Pandemi yang terjadi saat ini dianggap berasal dari perdagangan satwa liar. Covid-19 diduga muncul pertama kali pada kelelawar dan kemudian melompat ke manusia lewat spesies lain yang belum diketahui.

Temuan terbaru ini, yang dianggap sebagai temuan awal, terkait dengan tikus. Tetapi bisa berlaku untuk hewan liar lain, seperti luwak dan trenggiling, yang juga dikumpulkan, diangkut, dan dikurung dalam jumlah besar.

"Walaupun ini bukan virus berbahaya, mereka memberikan informasi tentang bagaimana virus dapat diamplifikasi dalam kondisi ini," kata Sarah Olson dari kelompok konservasi WCS, yang memimpin penelitian bersama para pakar di Vietnam.

Rekan peneliti, Amanda Fine, juga dari WCS, menambahkan: "Rantai pasokan satwa liar, dan kondisi yang dialami hewan saat berada dalam rantai pasokan, tampaknya sangat memperkuat prevalensi virus corona."

Baca Juga: 5 Mitos Gerhana Matahari Cincin di Berbagai Negara

Tikus adalah sumber makanan yang umum di Vietnam. Mereka ditangkap di sawah dan diangkut ke pasar dan restoran untuk disembelih sebagai sumber daging segar. Hewan pengerat itu juga dikembang-biakkan di peternakan satwa liar, bersama dengan hewan lain seperti landak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI