Menariknya, orang-orang yang mendapatkan informasi tentang virus Corona dari platform media sosial adalah orang-orang yang paling sering melanggar aturan lockdown.
Sebanyak 58 persen orang yang menggunakan YouTube sebagai sumber informasi utama mengaku pergi ke luar rumah saat mengalami gejala Covid-19.
Pengguna YouTube juga lebih cenderung tidak mematuhi aturan jarak physical distancing 2 meter.
Orang-orang yang mendapatkan informasi dari Facebook, lebih sering mengunjungi keluarga dan teman-teman di rumah mereka, daripada orang yang mendapatkan informasi di platform lain.
Baca Juga: Korban Teori Konspirasi, Pria Bakar Pemancar 5G dan Berakhir di Penjara
Orang-orang yang meyakini teori konspirasi yang lebih ekstrem juga lebih cenderung melanggar peraturan. Sebanyak 35 persen dari orang-orang yang percaya tidak ada bukti kuat keberadaan Covid-19 berada di luar rumah, ketika mereka seharusnya melakukan karantina, dan 38 persen mengatakan mereka memiliki keluarga dan teman yang mengunjungi mereka di rumah.
"Temuan kami menunjukkan bahwa penggunaan media sosial terkait baik dengan kepercayaan yang salah tentang Covid-19 dan kegagalan untuk mengikuti aturan yang jelas. Ini tidak mengherankan, mengingat begitu banyak informasi di media sosial yang menyesatkan atau benar-benar salah," ucap Dr Daniel Allington, dosen senior dalam Social and Cultural Artificial Intelligence di King’s College, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (19/6/2020).
Menurut Allington, seiring dengan dilonggarkannya aturan lockdown, banyak orang akan pergi keluar rumah. Di saat ini, akses ke informasi berkualitas tentang Covid-19 akan menjadi lebih penting dari sebelumnya.