Pro dan Kontra Penelitian Dampak Vitamin D Perangi Pandemi Covid-19

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2020 | 10:15 WIB
Pro dan Kontra Penelitian Dampak Vitamin D Perangi Pandemi Covid-19
Ilustrasi vitamin D. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, NHS merekomendasikan masyarakat untuk mengonsumsi 10 mikrogram nutrisi 'sinar matahari' (Vitamin D) setiap hari, selama masa lockdown untuk menjaga tulang dan otot tetap sehat. Tetapi lembaga itu mengatakan di situs webnya bahwa saat ini tidak ada cukup bukti pendukung klaim bahwa nutrisi penambah sistem kekebalan dapat mengurangi risiko virus corona (Covid-19).

Ilmuwan Belgia kini mengklaim bahwa memberikan suplemen vitamin D bisa menjadi strategi mitigasi murah dalam krisis global, dari virus yang telah menewaskan 440.000 orang di seluruh dunia.

Tim dari Brussels Free University menemukan risiko lelaki dirawat di rumah sakit dengan virus corona adalah kelima lebih tinggi pada mereka yang kekurangan 'vitamin sinar matahari'.

Ilmuwan independen telah mendesak agar berhati-hati ketika menarik kesimpulan dari penelitian. Pasalnya, hasilnya hanya berlaku untuk satu jenis kelamin dan tidak memperhitungkan fakta bahwa kadar vitamin D turun ketika seseorang sakit.

Baca Juga: Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Kekurangan Vitamin D

Namun, ini mengikuti sejumlah penelitian yang telah menemukan hubungan serupa antara nutrisi dan penyakit menular yang mengganggu dunia.

Sebuah penelitian di Indonesia menemukan bahwa hampir 99 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit yang kekurangan vitamin D, meninggal. Namun, jumlah ini turun menjadi hanya 4,1 persen untuk kasus terinfeksi yang memiliki cukup nutrisi.

Kasus-kasus yang memiliki keterkaitan ini telah mendorong kepala kesehatan di Inggris untuk meninjau kembali penggunaan vitamin D sebagai penyelamat virus corona.

Ilustrasi. (Foto: shutterstock)
Ilustrasi. (shutterstock)

Institut Nasional untuk Kesehatan dan Perawatan Excellence sedang melakukan 'tinjauan bukti cepat' dari masalah - yang telah disebut-sebut sebagai alasan yang memungkinkan mengapa orang-orang dengan latar belakang BAME secara tidak proporsional dipengaruhi oleh penyakit ini.

Orang dengan kulit yang lebih gelap perlu menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang sama dengan orang dengan kulit yang lebih terang.

Baca Juga: Waspada Gejala Overdosis Vitamin D, Bisa Jadi Ada Rasa Logam di Mulut!

Dan orang tua, yang paling rentan terhadap Covid-19, juga dalam bahaya karena tubuh menjadi kurang efisien dalam memproduksi vitamin seiring bertambahnya usia.

Seperlima orang dewasa Inggris dan satu dari enam anak-anak kekurangan vitamin D, berkat diet yang buruk, gaya hidup di dalam ruangan dan kurangnya sinar matahari.

Dan sekitar 1 milyar orang di seluruh dunia kekurangan vitamin, sebuah fakta yang kurang diketahui yang telah digambarkan sebagai 'krisis kesehatan masyarakat global'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI