Suara.com - Seorang pemain game atau gamer profesional asal Filipina dihukum larangan bermain seumur hidup karena dinilai mengejek gerakan Black Lives Matter yang sedang menggelora di hampir seluruh dunia.
Ryan "FChamp" Ramirez, nama pemain game profesional itu memplesetkan tagar ikonik tersebut menjadi #WatermelonLivesMater di Twitter pada 13 Juni lalu.
Meski dirinya tidak bermaksud mencederai nilai di balik tagar #BlackLivesMater, namun salah satu produsen game ternama, Capcom, memberikan sanksi berat dan berlaku permanen untuk sang atlet.
FChamp dilarang mengikuti semua turnamen profesional yang mempertandingkan semua game buatan Capcom, seperti Street Fighter dan Marvel vs Capcom.
Baca Juga: Mural Raksasa Black Lives Matter di Brooklyn, New York
Padahal, sepak terjang FChamp di kompetisi Street Fighter cukup menjanjikan. Ia beberapa kali menjuarai kompetisi domestik dan sempat mewakili Filipina di turnamen Street Fighter tingkat dunia.
Menurut laporan Dotesports pada Kamis (18/6/2020), FChamp sebenarnya sudah menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan atas aksinya itu. Tapi, Capcom mengacuhkannya dan tidak mencabut sanksi terhadap sang pemain.
Gerakan Black Lives Matter baru-baru ini kembali meledak di Amerika Serikat dan merambat ke berbagai belahan dunia setelah polisi kulit putih membunuh warga kulit hitam bernama George Floyd di Minneapolis.
Kematian Floyd memantik kemarahan dan demonstrasi untuk menentang diskriminasi sistematik terhadap warga kulit hitam di Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan bahkan membangkitkan solidaritas terhadap warga Papua di Indonesia.
Baca Juga: Black Lives Matter Memicu Pembicaraan Isu Rasisme terhadap Papua