Bintang Emon Diserang Buzzer, Ini Komentar Pengamat IT

Kamis, 18 Juni 2020 | 11:45 WIB
Bintang Emon Diserang Buzzer, Ini Komentar Pengamat IT
Bintang Emon [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komika Bintang Emon seketika menjadi viral lantaran aksinya menyentil proses peradilan dalam kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Imbasnya, akun media sosial pemilik nama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini dibanjiri oleh komentar miring dari akun anonim atau yang lebih dikenal dengan sebutan buzzer.

Lantas, bagaimana pakar teknologi melihat fenomena ini, dan dan siapa 'otak' dibalik buzzer yang menyerang Bintang Emon?

"Orang boleh saja menduga-duga siapa yang ada di balik akun-akun yang memang dijadikan sebagai sarana utama berpolitik di Indonesia. Ada akun pro pemerintah dan ada akun kontra pemerintah. Namun untuk membuktikan hal itu perlu bukti yang kuat dan tak terbantahkan dan tidak bisa berdasarkan dugaan saja," beber Alfons A. Tanujaya, pengamat IT sekaligus founder Vaksincom kepada Suara.com, Kamis (18/6/2020).

Menurut Alfons, sikap yang dilakukan Bintang Emon bukanlah pembelaan terhadap satu pihak, melainkan bentuk ekspresi dirinya ketika melihat proses penanganan hukum yang dipenuhi intrik.

Baca Juga: Bintang Emon Diserang Buzzer, Begini Kata Pakar Media Sosial

"Soal Bintang Emon kemungkinan dia bukan membela seseorang, tetapi menyuarakan sesuatu yang menurut dia kurang adil. Jadi jangan dilihat dari kasusnya tetapi dari proses peradilan yang dianggap kurang adil. Dan pihak pengadilan mungkin bisa menjadikan hal ini sebagai masukan dan kritik," lanjutnya.

Adanya buzzer yang menyerang Bintang Emon, kata Alfons, justru semakin membuat proses hukum berjalan dengan penuh drama.

[Suara.com/Iqbal Asaputro]
[Suara.com/Iqbal Asaputro]

"Tetapi jangan juga digunakan sebagai alat untuk menjelek-jelekkan suatu pihak. Dalam kasus ini narasi yang dibangun adalah ada pihak yang ingin mengatur pengadilan untuk meringankan hukuman penyerang yang telah merugikan korban penyerangan secara sangat signifikan," terang Alfons.

Sebagai bentuk demokrasi, siapapun pada akhirnya bebas mengungkapkan pendapatnya. Tapi, tentu dengan mematuhi koridor-koridor yang ada.

"Yang menjadi masalah adalah pembuktian hukum semuanya dilakukan berdasarkan aturan hukum dan banyak sekali kasus dimana apa yang diputuskan oleh pengadilan tidak sesuai dengan harapan, namun memang pengadilan memutuskan berdasarkan fakta yang ada di persidangan. Namun ini adalah proses yang harus di hormati walaupun boleh di kritisi," pungkasnya.

Baca Juga: Bintang Emon Diserang Buzzer, Istana: Kalau Ada Fitnah Silakan Lapor Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI