Suara.com - Studi terbaru dari penelitian Covid-19 menemukan bahwa sekitar setengah dari pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami gejala neurologis. Menurut ilmuwan, itu menunjukan bahwa penyakit tersebut mengancam seluruh sistem saraf, daripada infeksi pernapasan.
Tinjauan yang ditulis oleh para ilmuwan dari Northwestern University Feinberg School of Medicine dan University of Colorado School of Medicine menemukan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki manifestasi neurologis Covid-19, mulai dari gejala yang lebih ringan, seperti sakit kepala, pusing, penurunan kewaspadaan, kelemahan, nyeri otot, kesulitan berkonsentrasi, dan kehilangan indera penciuman dan pengecap, hingga komplikasi medis yang lebih serius seperti kejang dan stroke.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Neurology, penyakit ini dapat mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, saraf, dan otot dalam beberapa cara berbeda. Penyakit ini menyerang paru-paru dan jantung, yang dapat menyebabkan kurangnya oksigen di otak atau gangguan pembekuan yang dapat menyebabkan stroke.
Virus juga dapat langsung menginfeksi otak, seperti yang ditunjukkan dalam studi kasus baru-baru ini di JAMA Neurology. Gejala neurologis juga dapat disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan saraf melalui peradangan.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Manfaat Gunakan Masker di Fasilitas Umum
"Karena distribusi di seluruh dunia dan mekanisme patogen multifaktorial, Covid-19 merupakan ancaman global terhadap seluruh sistem saraf. Seperti yang kita harapkan dari vaksin atau penyembuhan, ahli saraf akan memainkan peran penting dalam mendiagnosis, menyelidiki, dan merawat banyak manifestasi neurologis Covid-19," tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (17/6/2020).
Meskipun gejala neurologis ditemukan pada sekitar setengah dari pasien yang dirawat di rumah sakit, efek yang lebih parah jarang terjadi. Secara keseluruhan, 25 persen pasien menunjukkan bukti disfungsi sistem saraf pusat termasuk pusing sebanyak 17 persen, 13 persen sakit kepala, dan 7,5 persen gangguan kesadaran.
Sebanyak 3 persen menderita penyakit serebrovaskular akut atau gangguan yang memengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak, 0,5 persen mengalami ataksia atau kehilangan kendali atas gerakan tubuh, dan 0,5 persen mengalami kejang.
"Penting bagi masyarakat umum dan dokter untuk mengetahui hal ini, karena infeksi Covid-19 dapat muncul dengan gejala neurologis pada awalnya, sebelum demam, batuk, atau masalah pernapasan terjadi," kata Dr Igor Koralnik, penulis utama penelitian dan kepala neuro-infectious diseases and global neurology di Northwestern Medicine.
Masih sedikit yang diketahui tentang implikasi jangka panjang dari dampak neurologis Covid-19. Saat ini, tim ahli akan memantau beberapa pasien untuk menentukan apakah masalah neurologis bersifat sementara atau permanen.
Baca Juga: Lagi, Studi Terbaru Sebut Perokok Berisiko Lebih Kecil Terkena Covid-19