Suara.com - Pemerintah Jerman, Selasa (16/6) meluncurkan aplikasi corona. Penggunaannya tidak wajib, tapi pemerintah berharap banyak yang secara sukarela mau mengunduh dan menggunakannya.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn hari Selasa (16/6) pagi secara resmi meluncurkan Corona-App yang bisa diunduh dari situs pemerintah atau di pusat-pusat aplikasi seperti Googleplay dan Appstore.
Penggunaan aplikasi berbasis teknologi Bluetooth ini tidak wajib. Tetapi pemerintah berharap banyak warga yang akan menggunakannya.
Aplikasi itu tadinya akan diluncurkan April lalu, namun muncul perdebatan luas tentang keamanan data pribadi pengguna telepon seluler. Terutama karena pemerintah bermaksud menggabungkan data-data yang dikumpulkan di satu pusat pengolahan data.
Baca Juga: Hukum Bobrok, Novel Baswedan: Kecuali Presiden Perhatian
Aplikasi yang sekarang diluncurkan tidak menggunakan satu pusat pengolahan data. Data-data yang dikumpulkan tetap berada di setiap ponsel. Data kontak ponsel itu akan tersimpan untuk beberapa waktu, lalu kemudian dihapus.
Corona-App ini dimaksudkan untuk memudahkan pelacakan Virus Corona dan mata rantai infeksi baru, dengan tujuan meredam penyebaran virus.
Corona-App memonitor dan mencatat secara otomatis kontak dekat seorang pengguna ponsel dengan orang-orang di sekitarnya setiap saat, dan akan memberi peringatan jika kemudian salah satu kontak diketahui terinfeksi Covid-19.
"Ada kemungkinan salah alarm”
Ketika memperkenalkan aplikasi itu di Berlin, Jens Spahn mengakui bahwa aplikasi mungkin saja memberi peringatan salah.
Baca Juga: Desain Sporty, Nissan Livina Sporty Package Cuma Ada 100 Unit
"Kami tidak bisa menutup kemungkinan itu 100 persen", katanya.