Suara.com - Hutchison 3 Indonesia berhasil membangun data center baru di Malang, Jawa Timur dengan menerapkan solusi modular prefabrikasi buatan raksasa teknologi Tiongkok, Huawei.
“Pendirian data center baru di Malang merupakan bagian dari pengembangan jaringan yang kami lakukan secara masif untuk meningkatkan kecepatan internet, menekan latency, dan meningkatkan kapasitas jaringan secara keseluruhan,” kata Chief Technical Officer Hutchison 3 Indonesia Desmond Cheung dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/6/2020).
Terkait alasan pemilihan Malang sebagai lokasi pembuatan data center, Desmond menungkapkan bahwa trafik penggunaan data di Jawa Timur cukup tinggi. Di masa mendatang, data center ini juga bakal menjadi infrastruktur jaringan 5G.
“Lalu lintas data di Jawa Timur kian meningkat pesat dari waktu ke waktu. Data center baru ini akan membantu kami memberikan kinerja jaringan terbaik dan unggul bagi para pengguna kami, sehingga mereka dapat bermain online games lebih lancar dan mengakses internet lebih cepat. Lebih jauh lagi, data center ini akan membantu kami untuk mempersiapkan 5G di masa depan," imbuhnya.
Baca Juga: Data Center Google Cloud di Indonesia Diluncurkan 24 Juni
Sedangkan bagi Huawei, kerjasama ini diharapkan mampu mempercepat penetrasi perusahaan untuk menggelar jaringan 5G di Indonesia.
“Huawei menerapkan solusi prefabrikasi modular yang menghemat waktu konstruksi secara signifikan untuk mendukung upaya 3 dalam pertumbuhan bisnis, core network cloudification, dan mempersiapkan jaringan 5G," kata Huawei Indonesia Director of Hutchison Subsidiary Account Department Roy Lu.
"Penerapan komersial pertama solusi modular prefabrikasi ini menandai kerja sama yang lebih erat antara 3 Indonesia dan Huawei Indonesia dalam membangun infrastruktur jaringan digital yang siap untuk menyambut 5G,” pungkasnya.
Dengan pembangunan data center ini, 3 tercatat sudah mengelola lebih dari 10.000 TB lalu lintas data dan melayani 32 juta pengguna aktif yang 95% di antaranya kalangan muda.
Solusi yang ditawarkan Huawei diklaim mampu memangkas waktu konstruksi 2 kali lebih cepat, dari 3 bulan menjadi hanya 40 hari. Ini juga diklaim sebagai penerapan solusi modular pertama untuk data center industri telekomunikasi di Indonesia.
Baca Juga: Minta Bertemu Menkominfo, Asosiasi Data Center Ingin Unjuk Gigi