Tergantung pada bagaimana reflektin disusun, mereka dapat mengubah bagaimana cahaya dipantulkan darinya, yang menciptakan kesan bahwa mereka menjadi tidak terlihat dengan memantulkan warna lingkungan sekitarnya.
"Selama ribuan tahun, orang telah terpesona oleh transparansi dan tembus pandang, yang telah menginspirasi spekulasi filosofis, karya fiksi ilmiah, dan banyak penelitian akademis. Proyek kami, berpusat pada perancangan dan rekayasa sistem seluler dan masalah dengan sifat yang dapat dikontrol untuk mentransmisikan, memantulkan, dan menyerap cahaya," kata Atrouli Chatterjee, seorang peneliti utama dalam press release dari UCI.
Dilansir dari IFLScience, tim peneliti berhasil menggunakan rekayasa genetika untuk memasukkan reflektin ke dalam sitoplasma sel ginjal embrionik manusia dalam cawan petri.
Setelah diamati lewat mikroskop, sel-sel manusia terbukti memiliki kemampuan "menghamburkan cahaya" seperti cumi-cumi tersebut.
Baca Juga: Ngeri! Ilmuwan : Serang Sel Manusia, Virus Corona Bermutasi Mirip HIV
Itu berarti sel manusia yang telah direkayasa secara genetika mempunyai kemampuan "transparansi" sehingga menciptakan kesan bahwa mereka menjadi tak terlihat.
Mereka juga berhasil menghidupkan dan mematikan efek seperti saklar dengan menggunakan konsentrasi natrium klorida yang berbeda.
Kadar natrium yang lebih tinggi menghasilkan tingkat hamburan cahaya yang lebih tinggi dan sebaliknya.
Para peneliti mengatakan bahwa proyek mereka meningkatkan kemungkinan menggunakan reflektin sebagai jenis baru penanda biomolekuler untuk penelitian medis dan pencitraan mikroskop.
Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan terbuka lebar untuk mengembangkan sel manusia dengan sifat optik yang responsif terhadap rangsangan (terinspirasi oleh leucophores Chepalopoda).
Baca Juga: Ilmuwan Cina Klaim Jadi yang Pertama Rekayasa Genetika Bayi