Suara.com - Pemerintah Brasil telah menghapus data berbulan-bulan dari situs web resmi yang mencatat kasus virus Corona (Covid-19) di negara tersebut. Hal itu membuat banyak warga Brasil menuduh pemerintah melakukan penyensoran otoriter.
Pada Jumat malam (5/6/2020), Kementerian Kesehatan Brasil menghapus data dari situs web langsung yang mencatat Covid-19 dari waktu ke waktu berdasarkan lokasi.
Data-data tersebut diganti selama akhir pekan dengan portal baru yang berisi data jauh lebih sedikit, di mana hanya mengungkapkan jumlah kematian, kasus terkonfirmasi, dan jumlah pemulihan dalam 24 jam terakhir.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, dituduh sebagai dalang dibalik penghapusan data tersebut. Namun, ia mengambil tindakan pembelaan melalui cuitan lewat media sosial Twitter resmi miliknya.
Baca Juga: Baru Meluncur, Skor Game Valorant Jeblok
Langkah penghapusan ini banyak mendapat kritikan dari para ilmuwan, asosiasi medis, jurnalis, dan anggota Kongres, yang berpendapat bahwa itu adalah upaya yang jelas untuk mengendalikan dan mengelola informasi. Banyak juga yang menyebut data baru tidak bertambah dan mengandung inkonsistensi.
"Manipulasi statistik adalah manuver rezim totaliter. Trik ini tidak akan membebaskan tanggung jawab atas genosida yang akhirnya terjadi," cuit Gilmar Mendes, seorang hakim mahkamah agung Brasil, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (10/6/2020).
Alberto Beltrame, President of the National Council of Health Secretaries (CONASS), mengatakan bahwa itu menyinggung para pejabat, dokter, dan semua profesional kesehatan yang tanpa lelah mendedikasikan diri mereka untuk menyelamatkan nyawa.
Meskipun jumlah kasus Covid-19 di Brasil terus meningkat, Bolsonaro mendorong untuk dicabutkan tindakan lockdown dan mengatakan bahwa biaya ekonomi lebih besar daripada risiko terhadap kesehatan masyarakat.
Di sisi lain, Bolsonaro juga mengancam untuk menarik Brasil keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menuduhnya sebagai "organisasi politik partisan" setelah badan PBB memperingatkan pemerintah Amerika Latin tentang risiko mencabut lockdown.
Baca Juga: Ilmuwan Uji Vaksin MMR Demi Mencegah Sepsis Pembunuh Pasien Covid-19
Brasil saat ini tidak memiliki menteri kesehatan karena pengunduran diri sejak pandemi dimulai. Menteri kesehatan sementara dipegang oleh Eduardo Pazuello, seorang jenderal militer dengan pengalaman nol di bidang kesehatan atau kedokteran. Bolsonaro telah mengisi garis depan politiknya dengan sejumlah pejabat militer.
Presiden Bolsonaro sebelumnya menganggap Covid-19 sebagai "flu kecil", tetapi negara yang dipimpinnya itu telah menjadi salah satu negara dengan wabah virus Corona paling parah di dunia. Jumlah kasus terkonfirmasi Brasil, kedua tertinggi setelah Amerika Serikat dan tingkat kematian tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris.