Para ahli konservasi berharap wilayah Kolombia ini, dapat diakses, untuk menjadi tujuan ekowisata.
Saat kami bermalam di sini, menggunakan tempat tidur gantung dan matras. Petani yang tinggal di sini hidup dengan mandiri.
Tidak hanya beternak, memelihara babi, tapi juga menanam jenis-jenis sayuran akar untuk dimakan, di mana para ilmuan yang mengikuti ekspedisi ini belum pernah melihat sebelumnya.
Sepekan sebelum kami tiba, anak dari petani ini digigit ular beracun di dekat hutan. Ia kemudian segera menggendong anaknya ke jalan terdekat dan membawanya ke rumah sakit agar kaki anaknya itu tidak diamputasi karena gigitan ular.
Baca Juga: Pameran Otomotif Ditunda Akibat Pandemi, Pergelaran Satu Ini Jalan Terus
Kejutan pertama datang dari seekor burung kecil. Mulutnya dipenuhi dengan makanan yang baru ia tangkap.
Ini merupakan pemandangan yang familiar akan ditemui di pohon-pohon tempat kami bermalam. Salah satu burung pertama yang membangunkan kami dengan paduan suara fajar. (Catatan: tidak ada yang luar biasa tentang spesies ini, tapi burung ini cantik)
Salah satu burung paling agresif dan penguasa teritori dari 165 jenis kolibri di Kolombia, diketahui banyak menyerang burung lainnya dan serangga pengganggu. Pada malam hari, ia pergi beristirahat dan mengisi seluruh energinya.
Ini adalah satu dari 18 kolibri langka yang dapat ditemukan di ketinggian bukit Bogota di Observatorio de Colibríes, di mana pengunjung dapat menyaksikan mereka melompat dari satu cabang pohon ke pohon lainnya sambil makan mangga, pepaya, dan kopi Kolombia.
Serangga menakutkan ini memiliki sengatan menyakitkan. Sengatannya lebih buruk dari Semut Peluru dan Tawon Raksasa Asia.
Baca Juga: Pengamat Otomotif: Pabrik Ditutup, Citra Merek Terimbas Dampaknya
Serangga ini merupakan tawon neotropis dengan panjang 3cm, dan memiliki nama secara harfiah "pembuat-daging" saat mengunyah mangsanya, dan sebelum membawanya kembali ke sarang.