Skenario kedua, anjing menyaksikan peneliti menjatuhkan makanan ringan yang lezat ke dalam kotak sementara sang pemilik duduk atau terjebak ke kotak lain.
Dan skenario terakhir adalah pemilik berada di sebuah kotak dengan membaca buku secara keras namun santai.
Dikutip dari IFLScience dalam satu tes kontrol, ketika anjing melihat seorang peneliti menjatuhkan makanan ke dalam kotak, hanya 19 dari 60 anjing yang membuka kotak untuk mendapatkan makanan. Lebih banyak anjing yang menyelamatkan pemiliknya daripada mengambil makanan.
"Jika Anda melihat hanya 19 anjing yang menunjukkan kepada kami bahwa mereka dapat membuka pintu dalam tes makanan, 84 persen dari mereka menyelamatkan pemiliknya. Jadi, sebagian besar anjing ingin menyelamatkan Anda, tetapi mereka perlu tahu caranya," kata Van Bourg dalam press release yang dikeluarkan oleh Arizona State University.
Baca Juga: Buddy, Anjing Pertama di AS Ini Positif Virus Corona
Anjing-anjing itu lebih sering membebaskan pemiliknya ketika sang pemilik dalam kesusahan dibandingkan ketika mereka santai dan membaca.
Objek penelitian juga tampak lebih tertekan ketika pemiliknya terjebak dan menangis meminta bantuan yang menunjukkan perilaku stres seperti menggonggong dan merengek.
Responsnya sedemikian rupa sehingga para peneliti menyatakan itu merupakan penularan emosional, menunjukkan bagaimana emosi kita dapat ditularkan ke hewan peliharaan.
Penelitian di atas sangat menarik karena ilmuwan dapat membuktikan sifat penolong dari anjing dan keterkaitan mereka dengan sang pemilik.
Baca Juga: Anjing Pelacak di Iran Dilatih Mendeteksi Covid-19