Suara.com - Keadaan darurat kini terjadi di Arktik setelah 20.000 ton minyak dari mesin diesel bocor ke sungai sehingga berpotensi menimbulkan kebakaran yang besar.
Para ahli Rusia meyakini bahwa kebocoran tangki bahan bakar raksasa itu rusak oleh tanah yang runtuh akibat pemanasan iklim di Kutub Utara.
Dari gambar-gambar yang beredar di internet, terlihat bahwa tumpahan minyak mengalir di Sungai Ambarnaya, tak jauh dari Norilsk, Rusia.
Sementara dalam sebuah video, sungai yang tertutupi lapisan minyak ini bukan hanya mudah terbakar, namun juga beracun sehingga mengganggu habitat dan ekosistem di kawasan tersebut.
Baca Juga: 5 Pemandangan Teraneh di Google Earth
Saat ini, rembesan minyak mengalir ke dari Danau Pyasino menunju arah Sungai Pyasina dan berujung di Laut Kara yang merupakan bagiab dari Samudra Arktik. Pemerintah Rusia pun sudah menetapkan status darurat untuk wilayah tersebut.
Di sisi lain, para peneliti masih mencari alasan pasti terkait kebocoran ini. Norilsk Nickel, perusahaan yang mengoperasikan pengolahan minyak tersebut menduga bahwa penurunan tanah ini disebabkan oleh runtuhnya permafrost, yang memancing adanya kebocoran minyak.
"Penurunan tanah yang tiba-tiba telah membuat kebocoran pada tangki yang telah berfungsi selama lebih dari 30 tahun tanpa masalah. Tangki penyimpanan bahan bakar diesel rusak, yang mengakibatkan kebocoran bahan bakar," demikian pernyataan resmi perusahaan, seperti dikutip dari The Sun, Kamis (4/6/2020).
Sekadar informasi, Norilsk Nickel adalah produsen paladium terbesar di dunia dan penambangan nikel ternama asal Rusia. Mereka juga melakukan aktivitas penambangan lainnya, termasuk peleburan minyak bumi.
Mulanya, kebocoran itu disebabkan oleh sebuah mobil yang terbakar di dekat tangki penyimpanan. Kendaraan itu diyakini telah menabrak fasilitas perusahaan. Akan tetapi, spekulasi tersebut telah sirna seiring adanya temuan tanah yang membeku secara permanen di bawah tangki yang runtuh akibat pencairan permafrost.
Baca Juga: Jepang Setujui Tes PCR Virus Corona Gunakan Air Liur
Pemanasan global memang santer digaungkan di negara tersebut. Bahkan, pemerintah setempat telah membawa tim khusus dari Murmansk untuk mengatasi kejadian yang mereka sebut sebagai
bencana ekologis ini.
Di sisi lain, Norilsk Nickel sejauh ini sudah melakukan cara untuk mengurangi kebocoran, termasuk dengan mengerahkan mesin untuk memompa lebih dari 100 ton bahan bakar di area darurat.
"Tanah yang terkontaminasi diganti, permukaannya dan dirawat dengan sorben," terang seorang sumber interal perusahaan.
“Semua tanah telah dipindahkan untuk penyimpanan sementara ke wilayah dengan lapisan kedap air. Dalam waktu dekat, produk minyak bumi akan dibuang," pungkasnya.