Suara.com - Pemerintah Jepang telah menyetujui tes PCR untuk virus Corona (Covid-19) menggunakan air liur, yang jauh lebih aman dan lebih mudah dibandingkan dengan metode yang dominan saat ini, yaitu dengan mengumpulkan lendir dari bagian belakang hidung.
Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
Metode pengujian baru ini menargetkan orang-orang yang dalam sembilan hari menunjukkan gejala dan dilindungi oleh asuransi kesehatan masyarakat. Pengujian ini juga lebih sedikit menimbulkan risiko terpapar bagi staf medis karena pasien hanya memberikan air liur dalam wadah di fasilitas medis.
Metode yang umum digunakan saat ini menggunakan kapas untuk mengumpulkan lendir dari hidung dan memiliki kemungkinan yang tinggi pasien akan bersin atau batuk dalam proses pengambilan lendir tersebut. Ketika mengumpulkan sampel lendir, petugas medis juga harus memakai kacamata dan pakaian pelindung. Hal ini telah menjadi titik penting dalam memperluas skala pengujian PCR.
Baca Juga: Buddy, Anjing Pertama di AS Ini Positif Virus Corona
"Beban pada pasien dan lembaga pengumpul sampel yang perlu melindungi staf dari infeksi akan berkurang secara signifikan," ucap Katsunobu Kato, Menteri Kesehatan, dalam pernyataan seperti dikutip Japan Times, Kamis (4/6/2020).
Tes PCR akan tersedia di departemen rawat jalan di rumah sakit yang ditunjuk dan pusat pengujian PCR. Ini juga akan digunakan untuk pasien dengan gejala virus Corona dan staf di lembaga medis untuk mengindari terkena infeksi di rumah sakit.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa jumlah virus bisa lebih sedikit dalam air liur daripada lendir di hidung, sehingga hasil tes ditakutkan akan kurang akurat.
Tetapi penelitian pada spesimen dari 88 pasien virus Corona menemukan bahwa hasilnya semua identik antara dua metode tersebut untuk pasien-pasien yang menunjukkan gejala dalam sembilan hari.
Baca Juga: Riri Riza Bikin Video Pakai Oppo Find X2, Andalkan Fitur Ini