Deteksi Semburan Terbesar, NASA Sebut Matahari Menjadi Lebih Aktif

Selasa, 02 Juni 2020 | 13:13 WIB
Deteksi Semburan Terbesar, NASA Sebut Matahari Menjadi Lebih Aktif
Ilustrasi sinar matahari. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Matahari menghasilkan semburan atau suar terbesar sejak Oktober 2017 selama akhir pekan, yang bisa menjadi indikasi bahwa siklus Matahari menjadi lebih aktif.

Semburan atau suar Matahari merupakan ledakan besar di atmosfer Matahari, dapat melepaskan energi yang sangat besar. Semburan Matahari memengaruhi semua lapisan atmosfer Matahari dan kebanyakan semburan terjadi di wilayah aktif di sekitar bintik Matahari.

Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan semburan Matahari, dapat memengaruhi ionosfer Bumi dan menganggu komunikasi radio serta satelit di luar angkasa.

NASA mencatat pada 29 Mei, semburan Matahari yang relatif kecil dari bintik Matahari dan mengirim radiasi berbahaya ke atmosfer.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Arti Kaleng Kosong dalam Bahasa China Ini Bikin Kaget

Semburan ini diklasifikasikan sebagai kelas-M, yang mewakili bagian tengah dalam hal kekuatan semburan Matahari, lebih kuat dari semburan kelas-C, tetapi tidak sekuat semburan kelas-X yang dapat menyebabkan pemadaman radio.

Setiap kelas sepuluh kali lebih kuat dari sebelumnya. Ini dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas-A, kelas-B, kelas-C, kelas-M, dan kelas-X. Bahkan ketika semburan mencapai kelas-X, masih ada sepuluh klasifikasi dalam pengukuran itu, di mana masing-masing sepuluh kali lipat daripada yang sebelumnya. Selama maksimum semburan terakhir pada 2003, sensor mendeteksi kelas-X28.

Dilansir dari Independent, Selasa (2/6/2020), semburan kelas-M ini dilaporkan menyebabkan pemadaman radio kecil dan diikuti oleh semburan kelas-C yang lebih kecil sekitar tiga jam kemudian. Selama 48 jam terakhir juga telah dicatat bahwa semburan kelas-B yang lebih kecil terlihat di Matahari.

Meskipun semburan ini tidak cukup kuat untuk melewati penanda pada titik di mana NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) harus mengeluarkan peringatan untuk prakiraan cuaca luar angkasa, karena Matahari berada dalam "minimum Matahari" ini bisa menjadi pertanda bahwa bintang raksasa itu menjadi lebih aktif.

Ilustrasi Matahari. [Shutterstock]
Ilustrasi Matahari. [Shutterstock]

Matahari memiliki siklus 11 tahun alami, di mana aktivitasnya meningkat dan menurun. Aktivitas kuat dari Matahari dapat mengirim letusan energi ke luar angkasa dengan efek yang terlihat di Bumi, seperti aurora atau menganggu komunikasi radio dan dalam kasus ekstrem dapat memengaruhi jaringan energi.

Baca Juga: Kabar Baik, 5 Obat Ini Siap Diuji untuk Pasien Covid-19

Para ilmuwan perlu tahu kapan siklus Matahari ini terjadi untuk melindungi komunikasi radio di Bumi serta memastikan keamanan para astronot dan satelit di luar atmosfer Bumi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI