Dua Gerhana, Ini Fenomena Langit di Indonesia Sepanjang Juni 2020

Selasa, 02 Juni 2020 | 07:30 WIB
Dua Gerhana, Ini Fenomena Langit di Indonesia Sepanjang Juni 2020
Ilustrasi fenomena langit. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap bulan akan selalu ada fenomena langit yang pernah terjadi, entah itu dapat terlihat dengan jelas atau tidak. Mei 2020 dihiasi oleh fenomena hujan meteor Eta-Akuarid, Bulan Purnama, pendekatan Bulan, Jupiter, dan Saturnus, konjungsi Bulan dengan Mars, dan pendekatan Bulan, Merkurius, dan Venus.

Sementara Juni 2020 pun tidak kalah dengan peristiwa langit menarik lainnya. Dilansir dari In The Sky dan Earth Sky, Selasa (2/6/2020), berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada Juni 2020:

1. Gerhana Bulan Penumbra

Pada Gerhana ini, seluruh bagian Bulan berada di bagian Penumbra atau wilayah bayangan kabur yang terjadi pada saat Gerhana, sehingga Bulan masih dapat terlihat dengan warna suram.

Baca Juga: Anti Mainstream, Makanan Khas Lebaran Ini Disimpan di Tempat tak Terduga

Pengamat di Indonesia berkesempatan melihat Gerhana Bulan Penumbra yang jatuh pada 6 Juni mendatang. Bulan akan melewati bayang-bayang Bumi mulai pukul 00.47 hingga 04.05 dini hari dengan puncaknya yang terjadi pada pukul 02.26 WIB.

Bulan akan terletak 49 derakat di atas cakrawala pada saat Gerhana terbesar.

Gerhana Bulan Penumbra Juni 2020. [In the Sky]
Gerhana Bulan Penumbra Juni 2020. [In the Sky]

Gerhana Bulan Penumbra akan terlihat di Asia, Afrika, Oceania, Eropa, Georgia Selatan, dan Kepulauan Sandwich Selatan. Pengamatan bisa dilakukan dengan mata telanjang dan tanpa kacamata berfilter khusus karena cahaya Bulan aman bagi mata.

2. Pendekatan Bulan, Jupiter, Saturnus

Ketiga benda langit ini akan melakukan pendekatan pada 8 Juni mendatang. Jupiter akan berada sejauh 3 derajat di sisi utara Bulan, sementara Saturnus 5 derajat di sisi timur Bulan.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Simulasi Hantaman Asteroid Penghancur Dinosaurus

Konjungsi Bulan dan Saturnus. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Saturnus. [In the Sky]

Saturnus dapat diamati mulai pukul 21.17 WIB ketika keduanya naik di ketinggain 7 derajat di atas cakrawala timur. Sementara Jupiter bisa diamati mulai pukul 20.26 WIB.

Konjungsi Bulan dan Jupiter Juni 2020. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Jupiter Juni 2020. [In the Sky]

Saturnus dan Jupiter akan mencapai titik tertinggi di langit pada 02.56 WIB, 76 derajat di atas cakrawala selatan dan akan menghilang saat fajar pada 05.44 WIB di atas cakrawala barat daya.

Kedua planet tersebut akan tampak seperti bintang terang yang tidak berkelap-kelip. Untuk mengamati Jupiter dan Saturnus dengan lebih jelas, pengamat membutuhkan alat bantu seperti teropong.

3. Konjungsi Bulan dengan Mars

Konjungsi Bulan dan Mars Juni 2020. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Mars Juni 2020. [In the Sky]

Bulan akan tampak berdekatan satu sama lain dengan Planet Merah pada 13 Juni mendatang, di mana keduanya hanya berjarak sejauh 3 derajat.

Pada sekitar waktu yang sama, kedua objek juga akan melakukan pendekatan terdekat atau disebut appulse.

Bulan akan berkonjungsi dengan Mars mulai pukul 23.46 WIB dan mencapai ketinggian 86 derajat di atas cakrawala timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar pada pukul 05.45 WIB.

4. Solstis Juni

Tanggal 21 Juni mendatang akan menjadi hari terpendek pada sepanjang 2020 bagi seluruh wilayah di belahan Bumi selatan. Itu menjadi hari terpanjang bagi wilayah di belahan Bumi utara.

Hal ini terjadi karena dalam gerak tahunannya, Matahari sedang berada di titik paling utara di langit.

Fenomena yang dikenal solstis ini menyebabkan Matahari akan lebih lama bersinar di wilayah belahan Bumi utara. Matahari bahkan belum terbenam meski waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam.

Antusias warga Jakarta menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di kawasan Planetarium, Jakarta, Rabu (9/3).
Ilustrasi antusias warga Jakarta menyaksikan gerhana matahari di kawasan Planetarium, Jakarta. [Suara.com]

Sedangkan di Indonesia, pengaruh dari solstis Juni tidak terlalu terasa karena Indonesia berada di ekuator Bumi.

5. Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 21 Juni mendatang. Sayangnya, jalur Gerhana Matahari Cincin ini hanya melewati beberapa negara seperti Taiwan, China, India, Pakistan, Oman, Arab Saudi, Yaman, Eritrea, Ethiopia, Sudan, Republik Afrika tengah, Republik Demokratik Kongi, dan Republik Kongo.

Sedangkan, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki kesempatan mengamati Gerhana ini. Wilayah di Indonesia yang beruntung hanya Indonesia bagian utara seperti Aceh hingga Papua. Tak hanya itu, porsi Gerhana Matahari cincin di Indonesia pun tidak besar, paling besar hanya 33 persen di Maluku utara dan Papua barat.

Gerhana Matahari sendiri dapat diklasifikasikan sebagai total dan cincin. Menurut Ensiklopedia Britania, Gerhana ini terjadi ketika posisi Bulan terletak antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.

Gerhana Matahari Cincin di Singkawang, Kamis (26/12/2019). [Twitter/BMKG]
Gerhana Matahari Cincin di Singkawang, Kamis (26/12/2019). [Twitter/BMKG]

Jenis Gerhana Matahari akan menjadi total atau cincin tergantung pada jarak antara tiga objek langit tersebut. Karena orbit Bulan mengelilingi Bumi serta orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips, jarak keduanya berubah-ubah sehingga ukuran tampak Matahari dan Bulan pun berubah-ubah.

Jika posisi Bulan cukup jauh dari Bumi, Bulan akan terlihat sedikit lebih kecil sehingga tidak dapat menutupi seluruh permukaan Matahari dan terjadi Gerhana Matahari Cincin. Sebaliknya, jika Bulan berjarak cukup dekat dengan Bumi, maka akan menutupi seluruh permukaan Matahari sehingga terjadi Gerhana Matahari total.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI