Suara.com - Studi terbaru mengungkap asteroid yang menghancurkan dinosaurus 66 juta tahun lalu menghantam Bumi pada "sudut yang paling mematikan", melalui simulasi baru dari peristiwa apokaliptik.
Peneliti dari Imperial College London mengungkapkan bahwa asteroid menghantam Bumi pada sudut 60 derajat. Memukul pada sudut yang memaksimalkan jumlah gas dan partikel yang mengubah iklim ke atmosfer bagian atas.
Musim dingin nuklir berikutnya membunuh dinosaurus dan memusnahkan 75 persen dari semua kehidupan di Bumi.
"Untuk dinosaurus, skenario kasus terburuk adalah persis apa yang terjadi," kata Profesor Gareth Collins dari departemen Ilmu dan Teknik Bumi Imperial, yang memimpin penelitian, dilansir laman The Independent, Selasa (2/6/2020).
Baca Juga: Rusia Heran, Amerika Kok Girang SpaceX Sukses Bawa Astronot ke Antariksa
“Serangan asteroid melepaskan sejumlah besar gas pengubah iklim ke atmosfer, memicu serangkaian peristiwa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Ini kemungkinan diperburuk oleh fakta bahwa itu menyerang pada salah satu sudut yang paling mematikan,” jelasnya.
Para peneliti menggunakan kombinasi simulasi dampak numerik dan data geofisika dari situs dampak untuk mereproduksi peristiwa dalam 3D untuk pertama kalinya.
"Simulasi kami memberikan bukti kuat bahwa asteroid itu menyerang pada sudut yang curam, mungkin 60 derajat di atas cakrawala, dan mendekati sasarannya dari timur laut," kata Profesor Collins.
"Kita tahu bahwa ini adalah salah satu skenario terburuk untuk dampak mematikan, karena itu menempatkan puing-puing yang lebih berbahaya ke atmosfer atas dan menyebarkannya ke mana-mana, hal yang menyebabkan musim dingin akibat nuklir," terangnya.
Simulasi ini dibuat dengan memasukkan data geofisika dari kawah Chicxulub selebar 200 km di Meksiko, yang menentukan sudut dan arah asteroid.
Baca Juga: Aneh, Penampakan Es Batu Dalam Botol Ini Bikin Bingung Warganet
Simulasi sebelumnya hanya memberikan informasi tentang tahap awal dampak dan bukan setelahnya.
“Meskipun terkubur di bawah hampir satu kilometer batuan sedimen, sungguh luar biasa bahwa data geofisika mengungkapkan begitu banyak tentang struktur kawah yang cukup untuk menggambarkan arah dan sudut dampak,” tutur rekan penulis Dr Auriol Rae dari University of Freiburg.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Communications.