Suara.com - Isu rasisme yang semakin menguat di Amerika Serikat setelah kematian George Floyd, ternyata berdampak pada industri game. Beberapa publisher game besar ikut bersuara dan menyerukan gerakan "End To Racism" serta "Black Lives Matter".
Sebagai informasi, berbagai demonstrasi besar-besaran terjadi pada sejumlah negara bagian di Amerika Serikat setelah pria kulit hitam, George Floyd (46) mendapatkan kekerasan rasial hingga meninggal dunia oleh oknum anggota polisi Minneapolis.
Dia dicekik menggunakan lutut hingga akhirnya meninggal dunia pada hari Rabu (27/5/2020). Video kekerasan berbau rasial itu telah tersebar di internet.
EA Sports dijadwalkan secara resmi untuk mengumumkan Madden NFL 21 pada hari ini (01/06/2020).
Baca Juga: Kematian George Floyd dan Sejarah Rasisme Amerika
Namun EA Sports memilih untuk menunda peluncuran game karena mereka mendukung komunitas kulit hitam atau warga kelahiran Afrika-Amerika.
"Kami berdiri dengan komunitas teman-teman, pemain, kolega, dan mitra kami yang berkebangsaan Afrika Amerika / Komunitas Kulit Hitam. Kami akan menemukan waktu lain untuk berbicara sepakbola dengan kalian. Karena ini lebih besar dari game, lebih besar dari olahraga, dan membutuhkan kita semua untuk berdiri bersama dan berkomitmen untuk berubah," kata EA Sports dalam cuitan resmi di akun Twitter.
Cuitan itu menyuratkan bahwa video game sepakbola Amerika terbaru, Madden NFL 21, akan diundur peluncurannya sampai waktu yang belum ditentukan.
EA bukan satu-satunya publisher dan developer yang merespons kematian George Floyd.
Riot Games, pengembang League of Legends dan Valorant, juga mengeluarkan pernyataan yang mendukung gerakan "Black Lives Matter" dan "End to Racism".
Baca Juga: Aktivis: Kasus George Floyd di AS Tak Beda Jauh dengan Rasisme Papua
Summerfall Studios, publisher dari game Chorus: An Adventure Musical pada platform Microsoft Windows juga mengeluarkan pernyataan yang sama.