Meski Rogozin mengucapkan selamat, tetapi Roscosmos mengungkapkan pihaknya heran dengan kegembiraan warga hingga Presiden AS, Donald Trump.
"Kami tidak mengerti melihat histeria yang dipicu oleh kesuksesan peluncuran Crew Dragon. Apa yang seharusnya terjadi dahulu kala, akhirnya terjadi," kata juru bicara Roscosmos, Vladimir Ustimenko, mengutip sebagian dari kata-kata Trump sendiri.
Siapkan roket baru
Trump, dalam peluncuran itu, mengatakan bahwa Amerika akan menjadi negara pertama yang mendaratkan manusia ke Mars, setelah kembali mengirim astronot ke Bulan pada 2024.
Baca Juga: SpaceX Sukses Antarkan Dua Astronot NASA ke ISS
"Perempuan Amerika akan menjadi yang pertama yang mendarat di Bulan dan Amerika Serikat akan menjadi negara pertama yang mendarat di Mars. Kami tidak akan menjadi yang kedua di mana pun juga," cetus Trump.
Rusia, di sisi lain, mengatakan tidak akan tinggal diam.
"Tahun ini kami akan menggelar uji coba dua roket baru dan melanjutkan program misi ke bulan mulai tahun depan," cuit Ustimenko di Twitter.
Ustimenko tidak menjabarkan program itu lebih lanjut. Tapi Rogozin pernah mengatakan bahwa Rusia berniat menggelar uji peluncuran roket Angara jelang akhir 2020.
Rogozin juga mengatakan bahwa Rusia terus mengembangkan rudah balistik antarbenua bernama Sarmat atau yang oleh NATO disebut Satan 2. Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 2018 juga pernah bilang, Sarmat adalah salah satu senjata baru Rusia yang bisa membuat pertahanan NATO terlihat usang.
Baca Juga: Sukses, SpaceX Kirim Astronot NASA ke Orbit
Rugi