Suara.com - Rusia, pada Minggu (31/5/2020) mengaku heran melihat betapa girangnya Amerika Serikat melihat dua astronot NASA berhasil mencapai stasiun antariksa internasional (ISS) dengan menumpang roket serta kapsul buatan perusahaan swasta SpaceX milik Elon Musk.
Pada Sabtu (30/5/2020) SpaceX mencatat sejarah sebagai perusahaan swasta pertama di dunia yang berhasil mengirim manusia ke luar angkasa. Sebelumnya astronot-astonot, termasuk dari AS, harus menumpang roket dan kapsul Soyuz milik Rusia untuk bisa ke ISS.
Karena ketergantungan pada Rusia itu, maka Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia (Roscosmos) pernah berkelakar bahwa AS pada satu hari kelak mungkin akan memaksa agar "para astronot pergi ke ISS menggunakan trampolin".
Setelah SpaceX, yang menggunakan roket Falcon 9 dan kapsul Crew Dragon, berhasil mengudara pada Sabtu sore waktu Florida, AS.
Baca Juga: SpaceX Sukses Antarkan Dua Astronot NASA ke ISS
"Trampolinnya berhasil," celetuk Elon Musk dalam jumpa pers bersama Administrator NASA, Jim Bridenstine. Ia dan Bridenstine tertawa.
"Ini lelucon internal," imbuh Musk seperti dilansir dari Phys.org.
Rusia: apanya yang keren?
Rogozin sendiri tetap diam sampai Minggu kemarin. Ia baru bersuara ketika Crew Dragon, yang berisi dua astronot AS, berhasil bersandar di ISS.
"Kini sudah aman untuk menyampaikan selamat atas suksesnya peluncuran dan bersandarnya (Crew Dragon). Tolong sampaikan ucapan selamat saya yang tulis untuk Elon Musk (saya suka leluconnya) dan tim SpaceX. Siap untuk bekerja sama di masa depan," tulis Rogozin di Twitter.
Baca Juga: Sukses, SpaceX Kirim Astronot NASA ke Orbit
Pada 2014, Rogozin yang menjabat sebagai deputi Perdana Menteri, pernah mengolok-olok AS yang ketika itu tak memiliki program untuk mengirim astronot ke luar angkasa. Sindiran itu disampaikan setelah AS menjatuhkan sejumlah sanksi atas Rusia, termasuk ke beberapa industri luar angkasanya.