Suara.com - China sudah terbiasa dengan pengakuan ke publik di televisi. Tapi kali ini kata-kata itu datang dari salah satu pejabat tinggi negara dan memiliki implikasi global seismik.
"Pada awalnya, kami berasumsi pasar makanan laut mungkin memiliki virus, tetapi sekarang pasar lebih seperti korban," kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dilansir laman Dailymail, Senin (1/6/2020).
Ini adalah pengakuan yang menakjubkan. Untuk ilmuwan yang sama telah secara tegas menunjuk jari menyalahkan di pasar Wuhan, di mana hewan liar dijual ketika negaranya akhirnya memberi tahu dunia tentang virus baru yang mematikan di kota tersebut.
Pasar ditutup dan dibersihkan seperti tempat kejadian perkara, ketika perhatian global terfokus pada perdagangan hewan liar yang mengerikan.
Baca Juga: Gagang Pintu Harus Dilapisi Tembaga untuk Cegah Covid-19, Ini Alasannya
Analisis awal Gao masuk akal, setelah wabah sebelumnya dari virus zoonosis (penyakit yang melompat dari hewan ke manusia). Namun, kecurigaan tumbuh atas kegagalan pemerintah China berbagi data dari sampel hewan di pasar setelah lockdown pertama.
Sekarang, Gao mengakui, tidak ada virus yang terdeteksi dalam sampel hewan. Dia mengatakan bahwa mereka hanya ditemukan dalam sampel lingkungan, termasuk limbah.
Tidak seorang pun boleh meragukan signifikansi pernyataan itu karena Gao bukan hanya ahli epidemiologi top China, tetapi juga anggota badan penasihat politik utama negara itu.
Anehnya, pengungkapannya mengikuti wawancara televisi dengan Wang Yanyi, direktur Wuhan Institute of Virology, di mana dia bersikeras bahwa klaim tentang penyakit yang bocor dari unit keamanannya adalah 'fabrikasi murni'.
Pembalikan tiba-tiba Gao terjadi setelah serangkaian penelitian meragukan klaim aslinya.
Baca Juga: Mudik ke Zona Merah, Papan Peringatan dari RT Ini Malah Bikin Salut
Sebuah makalah Lancet yang terkenal hanya menemukan 27 dari 41 kasus terkonfirmasi yang 'terpapar' ke pasar, dan hanya satu dari empat kasus awal dalam dua minggu pertama Desember lalu.