Suara.com - Kita patut berbangga mengingat terdapat anak bangsa yang mencoba membuat game untuk menyaingi game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) internasional populer. Kami akan melakukan review game Lokapala setelah versi stabilnya sudah dirilis pada pekan lalu.
Sebagai referensi, setelah versi stabilnya dirilis pada tanggal 20 Mei 2020, kita bisa memainkan game secara lebih optimal jika dibandingkan dengan saat Open Beta.
Sebenarnya game MOBA Lokapala sudah bisa dimainkan sejak awal Februari 2020, namun masih banyak bug dan eror pada saat itu.
Hal tersebut cukup dimaklumi mengingat saat itu masih dalam masa Open Beta.
Baca Juga: Cara Beli Diamond Mobile Legends Pakai Pulsa, Mudah dan Praktis Banget
Game Lokapala merupakan MOBA pertama buatan Indonesia yang dibesut oleh Ananantarupa Studios selaku developer dan Dunia Games selaku publisher.
Terkait mengapa MOBA dipilih selaku genre game, COO Ananantarupa Studios menjelaskan bahwa genre MOBA masih populer sehingga mereka memutuskan untuk bersaing di dalamnya.
"Kenapa kita pilih MOBA ya, karena ini eSports. Sekarang ini kan eSports lagi tinggi sekali trennya. Nah, kita mau ikut bersaing memasuki pasar eSports. Dan MOBA itu sendiri terbukti sebagai game yang digemari gamer-gamer internasional maupun dalam skala nasional," kata COO (Chief Operating Officer) Anantarupa Studios, Diana Paskarina saat acara Grand Launch Lokapala pada hari Rabu (20/05/2020).
Pernyataan petinggi Ananantarupa Studios tersebut ada benarnya mengingat MOBA sebelah, sebut saja Mobile Legends, masih cukup digandrungi gamer mobile di Indonesia atau internasional.
Pengamatan HiTekno.com, event 515 kemarin bahkan diikuti oleh lebih dari 51 juta player Mobile Legends.
Baca Juga: Layla Mobile Legends Diprediksi Kena Revamped, Ini Bocorannya
Kembali ke Lokapala, game buatan Indonesia sudah meluncur di Play Store dan telah diunduh lebih dari 100 ribu kali.
Hingga artikel ini dibuat, game mendapatkan rating bintang 3,6 dari 5 bintang yang ada. Rating tersebut tentunya kurang menggembirakan bagi sebuah game yang baru saja dirilis.
Jika MOBA populer sebelah menggunakan Land of Dawn sebagai arena bertarung, Lokapala memilih nama Swaka sebagai arena pertarungannya.
Game ini menonjolkan unsur-unsur sejarah dan kebudayaan asal Indonesia. Bahkan beberapa karakter hero diadaptasi dari para "petinggi" kerajaan Majapahit.
Terdapat hero bernama Nala (Fighter) yang berperan sebagai Laksamana Angkatan Laut dari Majapahit, yang membantu Jinno (Tanker) selaku mahapatih.
Gameplay Lokapala seperti game MOBA lain sehingga kita tak perlu bingung saat pertama kali memainkannya.
Kita juga akan menemukan semacam Gold, Battle Point dan Diamond untuk membeli hero atau atribut lain. Bedanya, Lokapala menyebut Diamond sebagai Citrine.
Pada tampilan awal, kita akan menjumpai 4 menu utama yaitu Preparation (penyesuaian item, mantra atau spell), Mission (penyelesaian Quest), Yantra (semacam Emblem), dan Ksatriya (daftar para hero).
Tampilan awal pada halaman muka Lokalapa membuat kami terpesona. Terdapat efek 3D dari sebuah hero yang sedang memandang dan berayun.
Bahkan ketika kami melihat daftar hero atau Ksatriya, masih ada efek 3D pada setiap hero yang kita mainkan.
Kita bisa memutar bagian tubuh hero sehingga tampilan depan dan belakang Ksatriya dapat terlihat jelas. Efek 3D seperti ini bahkan tidak ada di MOBA sebelah.
Lokapala mempertahankan jenis hero seperti MOBA pada umumnya. Deretan hero terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Tank, Fighter, Marksman, Mage, Assassin dan Support.
Ekspektasi kami cukup tinggi ketika berada tampilan interface di bagian awal. Namun ketika kami terjun ke Swaka, ekspektasi kami menurun cukup tajam.
Proses Match Making berjalan cukup baik, meski durasinya agak lama jika dibandingkan MOBA lainnya. Hal tersebut cukup dimaklumi mengingat Lokapala baru memiliki 100 ribu pemain dan MOBA sebelah sudah mempunyai lebih dari 100 juta pemain.
Meski begitu, terjadi peningkatan pada proses Match Making jika dibandingkan pada masa Open Beta. Ketika kami memainkannya pada Februari, proses Match Making bahkan berjalan lebih dari 4 menit, sebuah waktu yang bisa kami gunakan untuk membuat mi instan.
Arena pertarungan pada Swaka cenderung menghasilkan nuansa yang lebih gelap. Rerumputan berwarna ungu pada masa Open Beta kini diganti dengan tanaman seperti jamur.
Namun itu tidak membuat efek gelap menjadi hilang dan menurut kami tanaman-tanaman ini cukup aneh.
Di luar efek tanaman, Lokapala cukup jenius dalam menghadirkan sensasi "Dota 2" dalam bentuk mobile. Kami melihat semacam Rune yang ada di sungai, meski kami tak bisa mengambilnya.
Terdapat juga fitur Buyback (maksimal 3 kali) yang cukup mirip dengan Dota 2 dan AoV, hanya saja Buyback tidak menggunakan koin.
Kami juga dibuat cukup terkesima dengan atribut Vahana yang memunculkan semacam "awan Kinton" milik Goku untuk "terbang" dan menambah Movement Speed.
Hanya saja dan patut disayangkan, efek skill yang ada ketika bertarung terlihat "kurang greget". Skill yang ada lebih terlihat semacam cahaya yang berseliweran saja.
Dalam hal ini, kami berpendapat bahwa Lokapala harus meningkatkan efek-efek skill-nya pada update mendatang. Konsep Lokapala sebenarnya sudah bagus dan bahkan bisa mengungguli MOBA sebelah.
Namun masih terdapat sedikit lag saat melakukan spam skill pada beberapa hero Melee (tipe hero Fighter dan Tank). Kami menggunakan 2 gadget untuk memainkannya yaitu Redmi 8A Pro (RAM 2 GB, chipset Snapdragon 439) dan Asus Zenfone Max Pro M1 (RAM 4 GB, chipset Snapdragon 636).
Pada HP dengan RAM lebih kecil, kami menemukan cukup banyak lag, terutama ketika sedang War.
Berikut kelebihan dan kekurangan pada game Lokapala:
Kelebihan:
1. Efek 3D pada tampilan pembuka hero.
2. Konsep permainan dan jalan cerita cukup bagus karena mengangkat kebudayaan Indonesia.
3. Terdapat fitur-fitur tambahan seperti Vahana dan Buyback.
Kekurangan:
1. Proses Match Making cenderung agak lama.
2. Masih banyak lag, terutama pada HP dengan RAM lebih kecil dari 4 GB.
3. Efek skill dengan animasi yang kurang tajam.
4. Ketika pertama kali log-in, kami sempat kesulitan dan beberapa kali mengalami crash dan stuck.
Kesimpulan
Mengingat industri game Indonesia yang masih belum sebagus beberapa negara seperti China, Amerika Serikat atau Eropa, kehadiran game Lokapala mampu menembus batas-batas yang ada dengan animasi tampilan awal cukup baik. Kami memberikan skor 150 poin (dari skor 100 poin) untuk game lokal dengan konsep sangat bagus ini.
Namun, jika melihat persaingan MOBA lainnya dan permasalahan animasi, isu lag, serta efek skill yang belum maksimal, kami memberikan poin 70 dari 100 poin penilaian.
Untuk bisa bersaing dengan MOBA atau mungkin mempertahankan hype MOBA, Lokapala sepertinya harus menembus setidaknya 80 hingga 90 poin dalam penilaiannya.
Namun jika permasalahan pada isu lag, efek skill dioptimalkan dan eror yang ada bisa diminimalisir, kami sangat yakin bahwa Lokapala bisa bersaing dengan game MOBA lainnya buatan dari luar negeri.