UI dan UGM Kampus Paling Produktif soal Publikasi Ilmiah

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 28 Mei 2020 | 21:37 WIB
UI dan UGM Kampus Paling Produktif soal Publikasi Ilmiah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro saat diwawancarai awak media massa di Jakarta, Rabu (20/11/2019). [Antara/Muhammad Zulfikar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan berdasarkan Science and Technology Index (Sinta), Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada merupakan dua perguruan tinggi yang paling produktif dalam publikasi ilmiah selama periode 2018 hingga sekarang.

"Pada kondisi 2018 sampai tahun ini posisi sementara yang paling tinggi output-nya atau paling produktif secara institusi adalah Universitas Indonesia hampir 12.600 (publikasi ilmiah) kemudian Universitas Gadjah Mada dengan 9.300 (publikasi ilmiah)," kata Menristek Bambang dalam konferensi virtual Sinta Series 1: Pemeringkatan 500 Peneliti Terbaik Indonesia di Jakarta, Kamis.

Sinta dapat dimanfaatkan untuk mengukur atau menganalisis kinerja dan output riset nasional selain dari segi individu (peneliti dan dosen) juga bisa dihitung berdasarkan institusi.

Kemudian, Institut Teknologi Bandung dengan sekitar 8.800 publikasi ilmiah, Institut Pertanian Bogor dengan sekitar 6.300 publikasi ilmiah dan Universitas Sumatera Utara dengan sekitar 5.000 publikasi ilmiah.

Baca Juga: Daftar 10 Peneliti Terbaik Indonesia versi Menristek

"Mudah-mudahan ini menjadi motivasi bagi pimpinan universitas untuk terus mendorong para peneliti dan dosennya untuk lebih produktif menghasilkan produk ilmiah," ujarnya.

Menristek Bambang menuturkan Sinta sudah terintegrasi dan menjadi rujukan dari aktivitas riset Indonesia, salah satunya dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang saat ini aktif memberikan pendanaan kegiatan riset, baik yang dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia(DIPI).

Sinta juga sudah diintergrasikan dari berbagai data yang berasal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan kekayaan intelektual termasuk paten.

"Kita menilai kemampuan dari peneliti atau dosen tidak hanya sekedar kemampuan mereka mempublikasikan di jurnal yang berkualitas, tapi juga pada kemampuan mereka menghasilkan inovasi yang kemudian berujung pada paten dan hak kekayaan intelektual," tutur Menristek. [Antara]

Baca Juga: Inovasi Alat Medis Covid-19, Menristek Beri Dukungan ke Ridwan Kamil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI