Kemenristek Inginkan SINTA ke Pentas Dunia, Apa Itu?

Kamis, 28 Mei 2020 | 20:30 WIB
Kemenristek Inginkan SINTA ke Pentas Dunia, Apa Itu?
Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro. (BNPB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemenristek Inginkan SINTA ke Pentas Dunia, Apa Itu?

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengumumkan 500 peneliti terbaik di Indonesia yang terdaftar di portal Science Technology Index (SINTA).

Sekadar informasi, SINTA merupakan platform yang dibuat Kemenristek untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan penelitian dari para peneliti atau dosen. 

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (dok: Tangkap Layar Kemenristek)
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (dok: Tangkap Layar Kemenristek)

“SINTA bisa digunakan secara individu atau institusi penelitian yang ada, juga  membuat profile analisis jurnal nasional,” ujar Menristek dalam konferensi virtual, Kamis (28/5/2020).

Baca Juga: Wishnutama Sebut Indonesia Kehilangan 4 Juta Wisatawan Asing Selama Pandemi

Sejak diluncurkan pada awal tahun ini, SINTA berhasil menjaring 194.904 peneliti yang sudah terverifikasi, 4.607 jurnal, dan 34.677 buku, dan 74 persen peneliti merupakan praktisi akademis, yakni dosen.

Uniknya, mayoritas karya ilmiah yang masuk dalam kategori penelitian terbaik didominasi oleh tema penanggulangan Covid-19.

Beberapa di antaranya seperti Rancang Bangun Mesin Humidifier sebagai Proteksi Pencegahan Covid-19 dengan Cairan Disinfektan Alami Sereh Wangi, Sistem Pendeteksi Suhu Tubuh Manusia sebagai deteksi awal COVID-19 berbasis MCU and Internet of Things (IoT), hingga Propolis Indonesia untuk Infeksi Covid-19.

Dengan banyaknya karya ilmiah bertema Covid-19 yang terdaftar di SINTA, Menristek berharap bahwa penelitian ini bukan hanya dijadikan rujukan para peneliti lokal saja, namun juga menjadi referensi ilmuwan lainnya di dunia.

“Ke depannya, roadmap SINTA akan dikembangkan menjadi instrumen yang bisa diakses secara global. Tahun ini, kami secara formal sudah diterima di Asia melalui ASEAN Cost,” tutup Muhammad Dimyati, Plt. Deputi Risbang Kemenristek.

Baca Juga: New Normal, Penumpang Diminta Tak Bicara dan Menelepon dalam KRL

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI