Suara.com - Masalah wabah Covid-19 belum usai, pemerintah India kini dipusingkan oleh sapuan gelombang panas dan serbuan hama belalang, demikian dilaporkan media Inggris BBC serta Deutsche Welle dari Jerman.
Hingga pekan ini, jumlah kasus positif Covid-19 di India telah mencapai lebih dari 152.000 dan jumlah kematian akibat wabah yang dipicu virus corona baru tersebut sudah lebih dari 4.300.
Saat Covid-19 belum tuntas diatasi, kini India disapu gelombang panas dan fenomena cuaca ekstrem itu diperkirakan baru akan mereda pada akhir pekan ini. Pemerintah telah meminta warga India untuk sebisa mungkin berdiam di dalam rumah.
Di ibu kota New Delhi, suhu udara pada Selasa (26/5/2020) sudah mencapai 47,6 derajat Celcius. Sementara di Churu, negara bagian Rajasthan, suhu telah mencapai 50 derajat Celcius, yang tertinggi di India.
Baca Juga: India Dihantam Gelombang Panas, Suhu Delhi Capai 47 Derajat Celcius
Sebagai gambaran, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (27/5/2020) memperingatkan suhu panas di Indonesia. Menurut catatan BMKG dalam 5 hari terakhir, suhu paling panas tercatat di Sentani, Papua yang mencapai 36 derajat Celcius.
Menurut website pemantau cuaca El Dorado, kawasan Churu memang area paling panas di muka Bumi pada Selasa kemari.
Lembaga prakiraan cuaca India mengatakan bahwa Siklon Amphan yang terjadi pekan lalu adalah salah satu penyebab gelombang panas di India saat ini.
"Super Siklon Amphan menyedot semua kelembaban udara dari sebagian negeri ini," kata Kuldeep Shrivastava, pejabat lembaga prakiraan cuaca India.
Sementara itu, masih pada Selasa, pemerintah India mengatakan bahwa negara itu juga sedang menghadapi serbuan belalang paling parah dalam hampir 30 tahun terakhir. Sekitar 50.000 hektare lahan kini telah dirusak oleh belalang.
Baca Juga: Jutaan Orang Pulang Kampung, Kasus Baru Virus Corona di India Melonjak
Alhasil India akan menghadapi kelangkaan pangan paling parah sejak 1993.