Suara.com - Para ilmuwan Belanda tengah meneliti sebuah kasus, di mana manusia tampaknya telah terinfeksi virus Corona (Covid-19) dari mink, mamalia semi-akuatik dengan famili Mustelidae, yang juga termasuk musang dan berang-berang. Mink umumnya diternakkan karena bulunya yang lembut.
Dugaan itu masih belum dikonfirmasi untuk saat ini, tetapi kasus yang tidak biasa ini bisa menjadi contoh pertama penularan Covid-19 dari hewan ke manusia selama pandemi.
Pada April lalu, beberapa mink di dua peternakan bulu mink di Belanda tampaknya terinfeksi Covid-19 setelah sejumlah hewan terserang penyakit pernafasan yang parah.
Di kedua peternakan tersebut, setidaknya satu pekerja dinyatakan positif Covid-19. Selama penyelidikan terhadap wabah tersebut, para ilmuwan yang dipimpin oleh Universitas Wageningen melakukan analisis genetik patogen untuk membangun "pohon keluarga" dari virus.
Baca Juga: Pasang Foto Lee Minho di APD, Video Dokter Ini Bikin Heboh
Penelitian ini mengungkapkan bahwa satu pekerja di peternakan mink memiliki bentuk virus yang sangat mirip dengan beberapa hewan. Tampaknya, seorang manusia pertama kali membawa infeksi ke peternakan, tetapi variasi genetik dari virus menunjukkan kemungkinan bahwa satu pekerja benar-benar terinfeksi oleh mink.
Para ilmuwan juga memperhatikan bahwa viral load atau beban virus ditemukan dalam serbuk kayu yang dapat dihirup dan digunakan sebagai alas tidur di peternakan mink, menunjukkan itu kemungkinan jalur paparan kepada pekerja.
Memang tidak semua orang bertemu dengan mink setiap harinya, khsusunya di Indonesia. Namun di sungai-sungai di Amerika Utara dan Eropa, beberapa spesies mink masih ditemukan tinggal di sana.
Institut Nasional Belanda untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan mengatakan, risiko virus ditularkan dari mink ke manusia di luar peternakan dapat diabaikan.
Meski begitu, menteri pertanian dan menteri kesehatan di Belanda sedang berusaha memperkenalkan langkah-langkah baru pada pertanian mink di negeri itu setelah kasus tersebut ditemukan.
Baca Juga: Waspada Efek Samping, WHO Hentikan Uji Coba Hydroxychloroquine
Penelitian ini masih menjadi kasus untuk saat ini karena para ilmuwan masih perlu mengkonfirmasi dan mengklarifikasi temuan dari wabah peternakan mink. Namun, para ahli independen telah memverifikasi bahwa dugaan para ilmuwan Belanda beralasan.