Suara.com - Para insinyur telah menguji chip baru dengan kecepatan data 44,2 terabit (TB) per detik. Chip mikro ini sendiri bukanlah teknologi terbaru karena telah ditemukan sekitar satu dekade lalu, tetapi dengan meningkatnya tekanan pada jalur data, teknologi ini sekarang menunjukkan kemampuan lebih.
"Sangat menarik melihat kemampuan teknologi ini dalam telekomunikasi ultra-high bandwidth fibre optic yang mulai membuahkan hasil. Pengujian ini merupakan rekor dunia untuk bandwidth turun satu serat optik dari sumber chip tunggal," ucap David Moss, Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan Optik di Universitas Swinburne, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (25/5/2020).
Para insinyur dari Universitas Monash, Universitas Swinburne, dan RMIT di Australia mengklaim, manfaat signifikan dari chip ini adalah kemampuannya untuk memanfaatkan sebagian besar infrastruktur yang ada, untuk memenuhi tuntutan yang dapat diharapkan di tahun-tahun mendatang.
Ada komponen lain yang dapat ditingkatkan untuk membantu meningkatkan arus, salah satunya adalah cara para insinyur saat ini yang menghasilkan frekuensi cahaya yang membawa bit dan byte ke kabel komputer dan perangkat pintar.
Baca Juga: Tak Punya Drone, Cara Kreatif Warganet Ini Patut Diacungi Jempol
Laser yang bersinar pada frekuensi yang berbeda dapat menciptakan banyak "saluran" untuk memuat informasi ke dalam tabung pembiasan kecil. Chip mikro baru ini dapat diatur untuk menggantikan metode yang ada untuk membuat "saluran" tersebut.
Untuk memastikan teori ini masuk akal, para insinyur menggabungkan prototipe perangkat ke lebih dari 76 kilometer kabel optik "gelap" yang dijalankan antara dua universitas di Melbourne.
Tim ahli menemukan mereka bisa memaksimalkan jumlah data untuk setiap saluran, menunjukkan potensi kecepatan tertinggi 44,2 TB per detik dari perangkat. Dalam kondisi ideal dengan sistem yang tepa, secara teoritis pengguna dapat mengunduh 1.000 film dalam satu detik.
Kecepatan data ini dapat dimanfaatkan pada teknologi yang lebih pintar dan baru di masa depan, seperti mobil self-driving dan transportasi masa depan serta dapat membantu industri obat, pendidikan, keungan, hingga e-commerce.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam Nature Communications menegaskan jika semuanya berjalan sesuai rencana, pusat data dapat menggunakan chip ini untuk terhubung satu sama lain untuk komunikasi yang lebih cepat di seluruh dunia.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Pencarian Google tentang Gejala Penyakit Sering Salah?