Perusahaan Teknologi Ini Gunakan Chip Bluetooth Lacak Kontak Virus Corona

Senin, 25 Mei 2020 | 10:55 WIB
Perusahaan Teknologi Ini Gunakan Chip Bluetooth Lacak Kontak Virus Corona
Ilustrasi deretan gedung perkantoran. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan-perusahaan teknologi sedang mengembangkan sistem pelacakan kontak sendiri, membantu mencegah penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) di kantor, ketika pemerintah mulai mengurangi aturan lockdown dan para karyawan kembali ke tempat kerja.

Perusahaan Silicon Valley, Juniper Networks Inc berencana membekali sekitar 10.000 karyawannya dengan pemegang tanda pengenal yang dilengkapi chip Bluetooth. Chip itu akan membantu merekam gerakan dan interaksi karyawan di kantor.

Sistem ini menggunakan router Wi-Fi dan titik akses dari unit Juniper Network Mist yang akan berkomunikasi dengan chip Bluetooth. Data yang dikumpulkan akan membantu menentukan karyawan mana yang perlu dites dan diisolasi jika ada seorang koleganya dinyatakan positif virus Corona.

Mist, yang merupakan pembuat peralatan Wi-Fi, menjual sistem barunya ke perusahaan lain melalui berlangganan tahunan sebesar 150 dolar AS atau sekitar Rp 2,2 juta (kurs 1 USD: Rp 14.729) per titik akses dan sekitar 25 pelanggan tengah mengujinya.

Baca Juga: Beli Sabun Batang Rp 400 Ribu, Ulasan Warganet Ini Malah Bikin Ngakak

Ilustrasi Bluetooth. [Shutterstock]
Ilustrasi Bluetooth. [Shutterstock]

"Bisnis biasanya enggan mengeluarkan uang untuk mengganti teknologi yang lebih lama, tetapi jika untuk mendukung kasus penggunaan pelacakan kontak virus, dana yang signifikan akan tersedia," ucap Jeff Aaron, wakil presiden Juniper Networks Inc, seperti dikutip dari Straits Times, Senin (25/5/2020).

Beberapa perusahaan perangkat lunak juga telah mengumumkan alat selama pandemi untuk mengotomatiskan pelacakan kontak, di tempat kerja dan membantu pelanggan menghindari gangguan.

Perusahaan teknologi lain yang turut membuat alat pelacak di tempat kerja adalah Symbiosy, perusahaan asal Slovakia yang membuat perangkat lunaknya sendiri bersama dengan sensor dari mitra teknologi Quuppa. Alat pelacak tersebut membantu mengidentifikasi sekitar 40 orang untuk dites setelah seorang karyawan terbukti positif pada bulan lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI