Suara.com - Tim peneliti di Universitas Tokyo, mengungkap rincian tentang aktivitas seismik Mars untuk pertama kalinya dalam sebuah penelitian baru. Hasil penelitian ini dapat menghancurkan teori-teori tentang asal-usul Mars.
Meskipun Mars adalah planet tetangga, namun jauh lebih aman dan lebih murah untuk menyelidiki Mars melalui simulasi di Bumi daripada meluncurkan pesawat luar angkasa.
Keisuke Nishida, seorang asisten profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Planetary Universitas Tokyo, bersama rekan timnya mencoba untuk meniru kondisi inti paling atas Mars, dengan paduan belerang-besi cair yang ditempatkan dalam suhu 1.500 derajat Celcius.
Dengan melakukan hal tersebut, para ilmuwan mampu mengukur aktivitas seismik. Dalam hal ini, Nishida menangkap P-Waves dengan kecepatan 4.680 meter per detik melalui paduan dan mendokumentasikannya menggunakan sinar-X.
Baca Juga: Anti Mainstream, Ucapan Idulfitri Ini Bikin Otak Warganet Meronta-ronta
P-Waves sendiri merupakan salah satu dari dua jenis gelombang seismik dan sering disebut sebagai gelombang tanah karena merambat di dalam tanah. Gelombang ini ditimbulkan oleh gempa bumi dan merupakan jenis gelombang yang memiliki kecepatan paling tinggi, dibandingkan gelombang sismik lainnya.
Umumnya selain P-Waves, gempa bumi juga menimbulkan S-Waves atau gelombang sekunder. P-Waves memberikan sentakan pertama dari fenomena yang mengguncang Bumi ini sementara S-Waves memberikan guncangan kedua selama gempa Bumi. Kedua gelombang ini dapat digunakan untuk memperkirakan jarak ke fokus gempa atau titik asal gempa.
"Karena kendala teknis, butuh lebih dari tiga tahun sebelum kami dapat mengumpulkan data ultrasonik yang kami butuhkan. Jadi saya sangat senang kami sekarang memilikinya. Sampelnya sangat kecil, yang mungkin mengejutkan beberapa orang, mengingat skala besar planet ini yang kita simulasikan secara efektif," ucap Nishida, seperti dikutip dari Space.com, Senin (25/5/2002).
Mars sudah lama diduga memiliki inti yang terbuat dari belerang-besi, tetapi mengingat pengamatan langsung belum memungkinkan, gelombang seismik memungkinkan para ilmuwan dapat menggali lebih dalam.
Menurut Nishida, temuan ini dapat membantu para ilmuwan planet membaca data seismik Mars untuk mengetahui apakah inti Mars terdiri dari belerang-besi dan itu akan memberi tahu asal-usul Mars. Penelitian Nishida dan timnya diterbitkan pada 13 Mei dalam jurnal Nature Communications.
Baca Juga: Melemah Secara Misterius, Apa yang Terjadi dengan Medan Magnet Bumi?