Sebagai contoh, dalam kemasan yang cerdas, kristal-kristal tersebut dapat mengindikasikan secara real-time apakah makanan atau obat yang mudah rusak telah mengalami perubahan di masa lalu.
Di bidang perawatan kesehatan, bahan tersebut dapat digunakan bersama dengan biomolekul dalam membuat tes yang sangat sensitif untuk virus pernapasan.
Dikutip dari IFLScience, kristal-kristal itu bahkan dapat dikenakan oleh pemain olahraga untuk membantu meningkatkan teknik mereka, karena perbedaan warna mengindikasikan perubahan intensitas kekuatan.
Bahkan dalam pengembangan lebih lanjut, materi kristal bisa menjadi cikal bakal sensor pendeteksi gempa secara dini dan sensor sidik jari yang lebih sensitif.
Baca Juga: Mampu Makan Burung, Ini Penampakan Tarantula Terbesar di Dunia
Untuk menghasilkan sifat-sifat perubahan warna dari bahan penelitian baru, ilmuwan terinpirasi oleh alam.
Pada beberapa makhluk, permukaan mikro terstruktur mereka mengganggu cahaya untuk menghasilkan warnanya.
Bulu ekor burung merak misalnya, mereka berpigmen cokelat tetapi struktur mikroskopisnya menyebabkan mereka juga memantulkan cahaya biru, pirus, dan hijau.
Pewarnaan struktural sering menciptakan fenomena perubahan warna yang nyata dari "Iridescence", yang ditiru oleh para peneliti seperti materi opal.
Fenomena Iridescence merupakan fenomena permukaan tertentu yang secara bertahap berubah warna ketika sudut pandang atau sudut iluminasi berubah, misalnya pada sayap kupu-kupu dan bulu ekor burung merak.
Baca Juga: Unik dan Romantis, Burung Ini Lakukan Tarian Pacaran untuk Menarik Pasangan
Memikat dan fungsional, peneliti berharap bahwa teknologi di atas akan dibawa ke pasar dalam waktu dekat sehingga bisa menjadi smart sensor atau sensor pintar generasi berikutnya.