Dokter China Klaim Menemukan Virus Corona Baru Beda dari Wuhan?

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 21 Mei 2020 | 07:00 WIB
Dokter China Klaim Menemukan Virus Corona Baru Beda dari Wuhan?
Pasar Huanan, Wuhan, tempat pertama kali ditemukannya virus corona jenis baru yang menyebabkan 617 orang terkena pneumonia berat dan 17 di antaranya tewas.(ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter China melihat virus corona (Covid-19) berbeda di antara pasien dalam kelompok kasus baru di wilayah timur laut, dibandingkan dengan wabah asli di Wuhan. Hal ini menunjukkan bahwa patogen mungkin berubah dengan cara yang tidak diketahui dan mempersulit upaya pemberantasannya.

Menurut salah satu dokter perawatan kritis top China, Qiu Haibo, dalam sebuah wawancara yang dikutip Bloomberg, Kamis (21/5/2020), mengatakan bahwa pasien yang ditemukan di provinsi utara Jilin dan Heilongjiang tampaknya membawa virus untuk jangka waktu yang lebih lama dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menguji negatif.

Pasien di timur laut juga tampaknya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan yang bersumber dari Wuhan. Di mana, virus corona dari Wuhan membutuhkan waktu satu atau dua minggu dalam proses pengembangan gejala setelah infeksi.

Sementara itu, menurut Qiu, virus corona baru ini membuat berwenang lebih sulit menangkap kasus sebelum mereka menyebar.

Baca Juga: Bikin Jantungan, 5 Game Horor Ini Banyak Jump Scare

"Periode yang lebih lama di mana pasien yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala telah menciptakan kelompok infeksi keluarga," kata Qiu, yang sebelumnya dikirim ke Wuhan untuk membantu dalam wabah asli.

Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)

Sekitar 46 kasus telah dilaporkan selama dua minggu terakhir yang tersebar di tiga kota, yakni Shulan, kota Jilin, dan Shengyang - di dua provinsi, kebangkitan infeksi yang memicu pemberlakukan lockdown baru di wilayah yang berpenduduk 100 juta orang tersebut.

Para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami apakah virus ini berubah secara signifikan dan perbedaan yang dilihat dokter China, bisa disebabkan oleh fakta bahwa mereka dapat mengamati pasien secara lebih menyeluruh dan dari tahap lebih awal daripada di Wuhan.

Ketika wabah pertama kali meledak di kota China bagian tengah, sistem perawatan kesehatan setempat begitu kewalahan sehingga hanya kasus yang paling serius yang ditangani. Cluster timur laut juga jauh lebih kecil dari wabah Hubei, yang akhirnya membuat lebih dari 68.000 orang sakit.

Namun, temuan ini menunjukkan bahwa ketidakpastian yang tersisa tentang bagaimana virus bermanifestasi, akan menghambat upaya pemerintah untuk menghentikan penyebarannya dan memulihkan kembali ekonomi mereka yang hancur. China memiliki salah satu rezim deteksi dan pengujian virus paling komprehensif secara global, namun masih berjuang menahan gugus barunya.

Baca Juga: Begini Tips Tetap Produktif ala Dian Sastrowardoyo

Para peneliti di seluruh dunia berusaha memastikan, apakah virus tersebut bermutasi dengan cara signifikan menjadi lebih menular ketika virus tersebut menyebar melalui populasi manusia. Tetapi penelitian awal menunjukkan, kemungkinan ini telah dikritik karena terlalu banyak perbedaan pendapat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI