Punya Lapisan Kabut Heksagon, Saturnus Menyimpan Badai Super Mematikan

Rabu, 20 Mei 2020 | 04:00 WIB
Punya Lapisan Kabut Heksagon, Saturnus Menyimpan Badai Super Mematikan
Saturnus, Titan, dan wahana antariksa Cassini (NASA/Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Komposisi kimianya eksotis bagi kita karena suhu rendah di atmosfer Saturnus berkisar antara 120 dan 180 derajat Celcius di bawah nol.

Bentuk Heksagon pada kabut dan awan Satunus saat direkam melalui Cassini dengan instrumen Imaging Science Subsystem. (NASA)
Bentuk Heksagon pada kabut dan awan Satunus saat direkam melalui Cassini dengan instrumen Imaging Science Subsystem. (NASA)

Pada bagian kutub, terdapat aliran jet super cepat di dalam gelombang planet raksasa di mana angin mencapai kecepatan maksimum sekitar 400 kilometer per jam.

Pola heksagon ternyata menyimpan tujuh lapisan kabut yang bertumpuk di atas awan, dengan setiap lapisan berkisar antara 7 dan 18 kilometer tebalnya.

"Gambar-gambar Cassini telah memungkinkan kita untuk menemukan bahwa, seperti sandwich yang telah dibentuk, segi enam memiliki sistem berlapis-lapis setidaknya tujuh lapisan kabut yang memanjang dari puncak awan ke ketinggian lebih dari 300 km di atas mereka," kata penulis penelitian bernama Profesor Agustín Sánchez-Lavega dari University of the Basque Country dalam rilis resminya.

Baca Juga: Hari Bumi, Ketahui 7 Fakta Menarik Tentang Planet yang Kita Tempati!

Penelitian mengenai pola heksagon pada Kutub Utara Saturnus telah diterbitkan di jurnal Nature Communication.

Lapisan kabut ini terbuat dari partikel berukuran mikron, kemungkinan dalam wujud beberapa es hidrokarbon.

Lapian kabut pada Kutub Utara Saturnus yang berbentuk heksagon. (NASA)
Lapian kabut pada Kutub Utara Saturnus yang berbentuk heksagon. (NASA)

Dikutip dari IFLScience, untuk setiap sistem kabut yang penuh, maka ketebalannya bisa mencapai sekitar 130 kilometer.

Terkait terbentuknya, ilmuwan mencurigai bahwa gelombang gravitasi bisa menjadi faktor utama.

Gelombang gravitasi terbentuk dalam fluida di batas permukaan antara dua media, misalnya, gelombang laut.

Baca Juga: Planet Baru Mirip Bumi Akhirnya Ditemukan, Setahun di Sana Setara 19 Hari

Para peneliti menyarankan bahwa perbedaan dalam kepadatan dan suhu (jauh di bawah nol derajat) dan dinamika antara segi enam dan aliran jet di sekitar kutub, menghasilkan gelombang gravitasi yang memungkinkan perambatan vertikal gelombang gravitasi, sehingga membentuk lapisan kabut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI