Gempa Pangandaran Dipicu Subduksi Lempeng Indo-Australia

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 19 Mei 2020 | 19:28 WIB
Gempa Pangandaran Dipicu Subduksi Lempeng Indo-Australia
Akun Twitter BMKG. (Twitter/@infoBMKG)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisi (BMKG) menunjukkan gempa bumi magnitudo 4,8 yang mengguncang perairan Samudera Hindia di selatan Jawa dan dekat Pangandaran pada sore ini (19/5/2020) dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menujam di bawah Lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut BMKG, gempa yang terjadi 82 kilometer (km) barat daya Pangandaran di Jawa Barat itu memiliki episenter di kedalaman 60 km dengan mekanisme naik atau thrust fault. Sebelumnya, BMKG memperkirakan gempa tersebut berkekuatan M 5,2 dan kemudian diperbarui menjadi M 4,8.

Triyono juga menegaskan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Baca Juga: Menyusul Pangandaran, Gempa Magnitudo 4,6 Terasa Hingga ke Jogja

Guncangan akibat gempa itu dirasakan di daerah Kabupaten Sukabumi dengan skala kekuatan III-IV MMI yang dirasakan ketika banyak orang berada dalam satu rumah. Selain itu, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis juga merasakan getaran di dalam rumah dengan tingkat III MMI.

Getaran nyata juga terasa di daerah Parongpong, Puncak, Cisarua, Sagaranten, Kabupaten Bandung dan Cilacap dengan tingkat II MMI. Belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut yang dilaporkan kepada pihak berwajib.

Sampai dengan pukul 18.00 WIB, hasil pengawasan BMKG menunjukkan tidak ada aktivitas gempa susulan. BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mencari informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak dan memastikan bangunan tidak mengalami kerusakan atau stabil sebelum masuk kembali ke dalam rumah. [Antara]

Baca Juga: Geger Ditemukan Mayat Nelayan di Pangandaran, Tim SAR Evakuasi Pakai Masker

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI