Fosil Jejak Kaki Berumur Ribuan Tahun Ditemukan, Ungkap Kehidupan Kuno

Minggu, 17 Mei 2020 | 20:00 WIB
Fosil Jejak Kaki Berumur Ribuan Tahun Ditemukan, Ungkap Kehidupan Kuno
Ilustrasi jejak kaki manusia. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbekal ratusan fosil jejak kaki yang ditemukan di Tanzania, Afrika timur, ilmuwan berhasil mengungkapkan kehidupan kuno suku misterius di Afrika. Tim peneliti mengklaim bahwa ini merupakan cetakan fosil kaki manusia terbesar yang pernah ditemukan di Afrika.

Penelitian terbaru mengenai lebih dari 400 fosil jejak kaki manusia berumur ribuan tahun telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Para peneliti dan arkeolog yang dipimpin oleh Kevin Hatala dari Chatham University berhasil mengidentifikasi rentang waktu cetakan fosil itu saat terbentuk.

Mereka memperkirakan bahwa fosil cetakan jejak kaki manusia terbentuk antara 19.100 dan 5.760 tahun yang lalu.

Baca Juga: Gunakan Plasma Udara, Ilmuwan Ciptakan Mesin Jet Bebas Bahan Bakar Fosil

Dengan menganalisis ukuran jejak kaki, jarak antara langkah-langkah, dan orientasi masing-masing cetakan, para peneliti dapat melihat jejak individu.

Peta penemuan fosil jejak kaki yang berumur puluhan ribu tahun di Afrika. (Jurnal Scientific Reports)
Peta penemuan fosil jejak kaki yang berumur puluhan ribu tahun di Afrika. (Jurnal Scientific Reports)

Terlebih lagi, langkah-langkah ini memungkinkan mereka untuk menyimpulkan kecepatan berjalan, ukuran tubuh, dan bahkan jenis kelamin individu.

Penelitian mengungkapkan perilaku sosial manusia modern awal yang tinggal di Afrika pada zaman Pleistosen Akhir.

Secara total, cetakan fosil ditemukan mewakili dua adegan yang berbeda, satu melibatkan 17 orang dan satu melibatkan jumlah orang yang tidak ditentukan.

Situs Engare Sero di Tanzania memungkinkan jejak kaki manusia kuno terawetkan dengan bantuan abu vulkanik.

Baca Juga: Pemburu Alien Klaim Temukan Fosil Penghuni Planet Mars

"Jejak kaki Engare Sero dibuat dalam semburan lumpur vulkanik dari gunung berapi terdekat yang disebut Oldoinyo Lengeng. Jejak kaki dibuat saat abu vulkanik masih basah, dan ketika kering, itu mengeras hampir seperti beton. Setelah ini terjadi, permukaan mungkin tertutup cepat oleh sedimen lain. Abu yang mengeras berhasil mempertahankan jejak kaki ini selama ribuan tahun," kata Kevin Hatala kepada Gizmodo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI