4 Wabah yang Mengubah Dunia Sebelum COVID-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 17 Mei 2020 | 03:20 WIB
4 Wabah yang Mengubah Dunia Sebelum COVID-19
Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

3. HIV/AIDS (abad ke-20)

Kasus pertama dari HIV/AIDS di dunia bagian Barat muncul pada 1981.

Sejak saat itu, sekitar 75 juta orang telah terjangkit HIV, dan sekitar 32 juta jiwa orang telah meninggal akibat penyakit ini.

Beberapa pembaca mungkin bisa mengingat betapa kacau dan menakutkannya pandemi HIV/AIDS pada masa-masa awal kemunculannya (dan ketakutan ini masih berlaku di beberapa negara berkembang).

Baca Juga: AS Targetkan Ratusan Juta Dosis Vaksin COVID-19 di Akhir Tahun 2020

Saat ini, banyak orang telah paham bahwa para pengidap HIV menjalani pengobatan, sangat kecil kemungkinannya untuk mengalami komplikasi penyakit yang serius.

Pengobatan ini dikenal dengan dengan istilah antiretroviral yang dapat menghentikan replikasi dari virus HIV. Hal ini menyebabkan jumlah virus tersebut tidak terdeteksi di darah si pengidap. Beberapa bukti menunjukkan bahwa orang yang viral load-nya atau jumlah virusnya tidak terdeteksi tidak dapat menyebarkan virus HIV kepada orang lain, meskipun melalui hubungan seks.

Kondom dan PPrP (“profilaksis prapajanan”, sebuah pil antiretroviral yang diminum sehari sekali), dapat digunakan untuk orang yang tidak mengidap AIDS untuk mengurangi resiko terjangkit virus HIV.

Sayangnya, pada kasus COVID-19, hingga saat ini, belum ada antivirus yang telah terbukti dapat mencegah dan mengobati penyakit ini, namun berbagai riset sedang dilakukan untuk mencari obat untuk mengatasi penyakit ini.

Pandemi HIV telah mengajarkan kita akan pentingnya kampanye edukasi publik –yang tentunya harus dirancang sebaik mungkin, dan juga pentingnya pelacakan kontak. Tes massal untuk orang-orang yang memiliki potensi terjangkit penyakit ini merupakan hal mendasar yang perlu dilakukan untuk memahami tingkat infeksi dari penyakit ini di masyarakat dan untuk memungkinkan terjadinya intervensi dari individu-individu yang ditargetkan dan juga intervensi di tingkat populasi.

Baca Juga: Hindari Covid-19, Jangan Pergi ke 4 Tempat Ini Saat Pembatasan Fisik Dibuka

Pandemi HIV juga telah membuktikan bahwa kata-kata dan stigma berperan penting dalam mengatasi sebuah pandemi; orang-orang perlu merasa aman dan didukung untuk melakukan tes, bukannya dikucilkan. Stigmatisasi dan prasangka dapat memicu terjadinya kesalahpahaman, diskriminasi, dan dapat juga menyebabkan orang-orang takut dites.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI