Ilmuwan Sebut Sejarah Pandemi Covid-19 akan Tertulis Dalam Lapisan Es

Kamis, 14 Mei 2020 | 09:41 WIB
Ilmuwan Sebut Sejarah Pandemi Covid-19 akan Tertulis Dalam Lapisan Es
Ilustrasi salah satu puncak gunung di Himalaya (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gletser dan lapisan es meninggalkan catatan sejarah pengaruh manusia di dunia, yang sering dipelajari para ilmuwan untuk lebih memahami sejarah di masa lalu.

Tim ilmuwan di Ohio State University mengantisipasi hal yang sama terjadi di masa depan, ketika para arkeolog suatu hari akan mengidentifikasi penyebaran virus Corona (Covid-19) melalui penurunan tajam polusi di lapisan es.

Pengurangan aktivitas industri yang terjadi di seluruh dunia untuk sementara waktu saat ini, telah membersihkan udara. Itu semua adalah contoh nyata dari perubahan biologis yang disebabkan oleh kebijakan lockdown, yang mengharuskan banyak orang menetap di rumah.

Ketika salju setiap tahun mengendap di puncak gunung atau lapisan es, kompisisinya ditentukan oleh udara dari mana itu berasal dan meninggalkan catatan atmosfer pada saat itu.

Baca Juga: Kreatif! Anak Kos Ini Manfaatkan Lilin dan Kaleng untuk Makan

Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)

"Catatan-catatan ini akan dikunci ke dalam es dan disimpan. Itu berarti 100 atau 200 tahun dari sekarang, es itu akan menunjukkan apa pun yang ada di atmosfer sekarang dan akan memberitahu generasi mendatang tentang apa yang terjadi saat ini," ucap profesor Lonnie Thompson, seperti dilansir laman IFL Science, Kamis (13/5/2020).

Thompson menambahkan bahwa ahli glasiologi masa depan mungkin juga mengembangkan teknik lebih maju, yang memungkinkan mereka menemukan tanda-tanda pandemi Covid-19 saat ini di luar kemampuan para ilmuwan sekarang.

Sebelumnya, tim ahli juga telah mengamati penurunan timah di inti es Greenland yang bertepatan dengan wabah Black Death terhadap industri Eropa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI