Kisah Halema'uma tidak berakhir di sana, air mulai berkumpul di dasar kawah setahun kemudian.
Awal Mei ini, kita bisa melihat sebuah danau dengan dalam 100 kaki atau 30 meter terekam pada kawah tersebut.
Dalam press release yang dikeluarkan oleh NASA Earth Observatory, kita bisa melihat perubahan dramatis kawah yang penuh bekas lava pada tahun 2018 menjadi danau air di tahun 2020.
Pada dasarnya, sekarang kawah telah berada jauh di bawah permukaan air, atau batas atas di mana air tanah memenuhi Bumi.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bukti Gunung Berapi Aktif di Venus ?
Gunung berapi ini biasanya meletus secara eksplosif. Jika air larut ke dalam magma, itu bisa menyebabkan penumpukan uap, peningkatan tekanan, dan mungkin pelepasan lava yang lebih dramatis dan berpotensi berbahaya.
"Salah satu faktor kunci yang mengendalikan letusan gunung berapi adalah berapa banyak air dan gas lain yang terperangkap di dalam magma. Jika magma memiliki banyak gas dan uap terlarut, tekanan dapat terbentuk dan letusan eksplosif dapat terjadi. Jika tidak, lava cenderung mengalir dengan lembut dari celah di tanah," kata Don Swanson, seorang ahli vulkanologi di Hawaiian Volcano Observatory.
Namun kemungkinan lainnya adalah letusan bisa terjadi secara perlahan dan air bisa langsung menguap.
Gunung berapi Kilauea mempunyai catatan sejarah berupa letusan eksplosif selama 2.500 tahun terakhir.
Baca Juga: Wah, Gunung Berapi Paling Aktif di Tata Surya Akan Meletus!
Sebelum tahun 1720, para peneliti meyakini bahwa gunung Kilauea mempunya karakter yang meledak-ledak.