Polusi Udara Berkurang karena Covid-19, Bumi Jadi Lebih Panas

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 13 Mei 2020 | 20:31 WIB
Polusi Udara Berkurang karena Covid-19, Bumi Jadi Lebih Panas
Ilustrasi polusi udara. Kondisi udara di Jakarta pada 30 Agustus 2018. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Turunnya polusi udara di seluruh dunia karena wabah Covid-19 yang memaksa hampir semua orang berdiam di rumah diperkirakan justru akan membuat suhu Bumi lebih panas dan hujan monson lebih deras pada tahun 2020 ini.

Polusi udara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat turun 60 persen karena pabrik-pabrik ditutup serta jalanan menjadi sepi. Udara yang semakin bersih juga membuat langit kian biru.

Tetapi turunnya polusi berarti jumlah partikel serta gas buangan di udara semakin sedikit, dan karenanya semakin banyak sinar Matahari yang bisa mencapai permukaan Bumi.

Awal 2020 ini para ilmuwan sudah memastikan bahwa jika udara lebih bersih, maka permukaan Bumi akan semakin cemerlang. Hasil analisis satelit menunjukkan bahwa permukaan Eropa meredup sampai akhir 1980an dan setelah aturan soal polusi udara diperketat, Eropa mulai terlihat terang dari luar angkasa.

Baca Juga: Peneliti: Lockdown Eropa Dapat Mencegah Ribuan Kematian Akibat Polusi Udara

Hal yang sama terjadi di China. Tetapi di Negeri Tirai Bambu, daratannya terlihat lebih terang dari luar angkasa pada 2005 lalu, demikian diwartakan The Guardian.

"Partikel-partikel di udara bisa menyerap radiasi. Juga bisa memodifikasi awan, sehingga mereka menjadi lebih reflektif dan bertahan lebih lama," jelas Laura Wilcox, pakar iklim dari Universitas Reading, Inggris.

Berbeda dari karbon dioksida, partikel di udara atau aerosol bisa bertahan di atmosfer selama sepekan atau dua pekan. Artinya jika jumlah partikel ini berkurang, maka efeknya akan cepat terasa.

"Sedikitnya jumlah aerosol di atmosfer, maka radiasi Matahari akan lebib banyak mencapai permukaan dan daerah yang tadinya memiliki tingkat polusi udara tinggi akan merasa lebih panas," beber Wilcox.

Dalam studinya Wilcox juga memprediksi bahwa turunnya polusi udara di Asia akan membuat hujan monson semakin deras. Ini dipicu oleh semakin besarnya perbedaan antara suhu di laut dan daratan.

Baca Juga: Polusi Udara, Biang Kerok Tingginya Angka Kematian Virus Corona

Wilcox mengatakan ia dan tim peneliti akan fokus memperhatikan India selama beberapa pekan ke depan dan mengamati hujan monson yang segera menyapu negara itu dalam empat minggu ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI