Suara.com - Salah satu bagian roket besar milik China yang diluncurkan ke angkasa baru-baru ini jatuh kembali ke Bumi karena lepas kendali. Beruntung, puing roket itu terjun bebas di lautan Atlantik.
Sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa (12/5/2020), sesaat sebelum roket China tersebut hilang kendali, pihak yang terlibat dalam peluncuran ini dilanda ketegangan karena kehilangan kontak, jalur, juga lokasi pendaratan roket.
Roket bernama Long March 5B ini meluncur pada 5 Mei lalu, dengan menggendong prototipe pesawat penjelajah antariksa berawak China. Penerbangan dilakukan di Wenchang Space Launch Center, Provinsi Hainan.
Dengan bobot nyaris 18 ton, bagian inti roket itu menjadi sampah antariksa dengan ukuran terbesar yang jatuh tanpa kendali ke Bumi sejak tahun 1991. Bahkan sepanjang sejarah penerbangan antariksa, bagian roket ini menempati urutan keempat sampah angkasa terbesar yang jatuh ke Bumi.
Baca Juga: Roket Rusia Pecah di atas Samudera Hindia
Tak seperti kebanyakan roket besar lainnya, Long March 5B tidak punya pengendali untuk menentukan lokasi pendaratan roket jika mengalami gangguan. Beruntung, jatuhnya bagian besar roket semacam ini biasanya tidak mengancam karena tidak menimbulkan kerusakan yang luas.
"Bagi objek besar semacam ini, komponen padat seperti mesin roket bisa bertahan saat jatuh ke Bumi," terang Jonathan McDowell dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
McDowell mengilustrasikan, kerusakan yang diakibatkan roket berbobot besar paling mentok hanya menghancurkan sebuah rumah saja.
"Sekali objek itu mencapai atmosfer rendah, jatuhnya menjadi relatif lebih lambat, sehingga skenario terburuk adalah bisa menghancurkan sebuah rumah," beber McDowell.