Duh! Ilmuwan Peringatkan Permukaan Laut Naik 1 Meter pada 2100

Selasa, 12 Mei 2020 | 11:30 WIB
Duh! Ilmuwan Peringatkan Permukaan Laut Naik 1 Meter pada 2100
Ilustrasi permukaan laut naik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Survei yang dilakukan pada lebih dari 100 spesialis mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya, dan bisa melebihi 1 meter pada 2100, jika emisi global tidak berkurang.

Berdasarkan pengetahuan baru tentang sensitivitas iklim dan pencairan es kutub, para ahli mengatakan kota-kota pesisir harus bersiap untuk dampak yang terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan PBB. Diprediksi kenaikan air laut bisa mencapai ketinggian 5 meter pada 2300.

"Kenaikan permukaan laut global beberapa meter akan merugikan banyak kota pantai seperti Miami, New York, Alexandria, Venice, hingga Bangkok. Beberapa kota mungkin harus ditinggalkan karena tidak dapat dipertahankan," ucap Stefan Rahmstorf, rekan penulis penelitian dari Institut Postdam untuk Penelitian Dampak Iklim di Jerman.

Skenario terburu, penelitian ini memperkirakan permukaan lautan dunia pada 2100 akan berada di antara 0,6 dan 1,3 meter lebih tinggi dari saat ini. Sebaliknya, jika manusia berhasil mengurangi karbon dioksida dan menahan kenaikan suhu, kenaikan permukaan akan menjadi 0,5 meter dan lebih mudah dikelola.

Baca Juga: Cara Mudah Mengecek Stalker di Instagram ala Warganet

Sedangkan panel antarpemerintah PBB tentang perubahan iklim (IPCC) memperkirakan kemungkinan terburuk kenaikan air laut sekitar 1,1 meter pada 2100.

Di sisi lain, perkirakaan mungkin bisa menjadi lebih buruk karena lapisan es di Antartika dan Greenland meleleh lebih cepat daripada yang diprediksi.

Sejumlah orang berjalan di sepanjang Pelabuhan Orne, Antartika, Kamis (6/2/2020). Foto diambil tanggal 6 Februari 2020. Basis penelitian Esperanza di ujung utara semenanjung Antartika mencatat suhu 18,3 derajat Celcius (64,94 derajat Fahrenheit), rekor tertinggi menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Jumat (7/2), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pemanasan global yang telah menyebabkan meningkatnya pencairan lapisan es di sekitar kutub selatan. ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/wsj.
Ilustrasi Antartika. [ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/wsj]

Penulis utama penelitian ini, profesor Benjamin Horton dari Asian School of Environment, mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan semakin banyak studi akademis tentang proyeksi permukaan laut menjadi gambaran sederhana.

"Mensurvei para ahli terkemuka tentang perkiraan kenaikan permukaan laut yang memberikan gambaran luas tentang skenario masa depan dan menginformasikan pembuat kebijakan sehingga mereka dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan," ucap profesor Benjamin Horton, seperti dikutip laman The Guardian, Selasa (12/5/2020).

Para penulis mengatakan hasil menunjukkan berapa banyak pemanasan yang dapat dihindari jika pemerintah memenuhi perjanjian iklim Paris 2015 untuk mengurangi emisi gas yang memanaskan Bumi.

Baca Juga: Lawan Virus Corona, NASA Siap Turun Tangan

Pandemi virus Corona (Covid-19) untuk sementara waktu memperlambat pembuangan karbon dioksida dan metana karena ada lebih sedikit mobil di jalan serta aktivitas industri lebih rendah.

Badan Energi Internasional memproyeksikan emisi bahan bakar fosil global akan turun 8 persen tahun ini. Tetapi, tanpa perubahan struktural yang lebih dalam, pengurangan kemungkinan hanya bersifat sementara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI