Penelitian Terbaru: Pasien Sembuh Covid-19 Terancam Cacat Permanen?

Senin, 11 Mei 2020 | 11:00 WIB
Penelitian Terbaru: Pasien Sembuh Covid-19 Terancam Cacat Permanen?
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkap, komplikasi yang diakibatkan virus corona (Covid-19) dapat memberikan efek samping mengerikan, bagi pasien yang sembuh dari penyakit ini.

Dilansir laman Daily Mail, Senin (11/5/2020), penelitian terbaru di Inggris menyebut bahwa efek samping yang mengancam pasien sembuh Covid-19 bervariasi, mulai dari mudah merasa lelah, kerusakan paru-paru dan jantung, hingga kerusakan otak.

Dalam satu kasus, seorang ibu berusia 48 tahun dari East London menceritakan kondisinya pasca dinyatakan sembuh dari Covid-19. Hampir sembilan minggu setelah dilakukan perawatan, dokter mendiagnosis bahwa ia mengalami kardiomiopati dilatasi, peradangan otot jantung yang parah, karena proses pemompaan darah terganggu.

Dokter yang memeriksanya juga menemukan bekas luka parah di kedua paru-parunya. Wanita itu, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa kondisi tubuhnya kian melemah meskipun telah dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Anti Mainstream, Perempuan Ini Umumkan Perselingkuhan Pacarnya Lewat Iklan

"Saya telah diberitahu (dokter) bahwa sebagian besar kondisi tubuh saya membaik, tetapi harus ditopang alat pacu jantung di masa depan atau melakukan transplantasi jantung. Saya masih berjuang untuk bernafas. Saya merasakan mual dan pusing yang sangat parah sehingga jika saya duduk, saya harus berbaring kembali. Saya hanya bisa tidur di sisi kanan saya, untuk menghilangkan tekanan pada jantung," ujarnya.

Selain melemahnya kondisi jantung, wanita tersebut juga mengaku kehilangan beberapa ingatan, mata kiri yang bengkak dan rasa sakit di kaki kirinya.

Ilustrasi virus Polio. [Shutterstock]
Ilustrasi virus Polio. [Shutterstock]

Secara terpisah, dokter paru-paru yang merawat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Profesor Nicholas Hart, sempat menyinggung bahwa Covid-19 bisa berakhir menjadi 'polio generasi baru' dan menyebabkan efek samping yang kompleks di masa depan, ketika pasien sudah dinyatakan sembuh.

Di Negeri Ratu Elizabeth sendiri, epidemi polio menjadi momok menakutkan pada tahun 1950-an, karena menewaskan ribuan orang, dan meninggalkan 'warisan' berupa cacat seumur hidup. Virus itu, menyebar melalui cairan tubuh, menginfeksi hingga 8.000 orang tiap tahunnya dalam periode 1947 hingga 1956.

Hart juga melihat adanya kesamaan antara kondisi fisik penderita polio yang sudah sembuh, dengan pasien sembuh Covid-19 saat ini, yaitu menyebabkan kelumpuhan permanen pada satu atau lebih anggota badan, sakit otot dan masalah persendian.

Baca Juga: Mushaf Al Quran Tua dari Abad ke-15 Ditemukan di Situbondo, Ditulis Tangan

"Covid-19 adalah polio generasi saat ini. Pasien memiliki gejala ringan, sedang, dan berat. Sejumlah besar pasien akan mengalami cacat fisik, kognitif dan psikologis pasca-kritis yang akan membutuhkan manajemen jangka panjang," ungkapnya via Twitter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI