Innalillahi, Bocah Meninggal Gegara Covid-19 Baru?

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 10 Mei 2020 | 12:37 WIB
Innalillahi, Bocah Meninggal Gegara Covid-19 Baru?
Ilustrasi anak demam. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang bocah lelaki telah menjadi orang pertama yang meninggal di AS setelah menderita kondisi mirip-kawasaki yang terkait dengan virus corona (Covid-19).

Anak itu (5) adalah satu dari 73 anak di New York dengan komplikasi Covid-19, yang menyebabkan demam berkepanjangan, muntah dan gejala keji lainnya.

Pihak berwenang di AS sejak itu memperingatkan orang tua untuk waspada terhadap gejala-gejala ini.

Berbicara pada konferensi pers kemarin, Gubernur New York Andrew Cuomo mengonfirmasi bahwa Departemen Kesehatan sedang menyelidiki kematian tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan Mi 10 Pro Tidak Masuk ke Indonesia

"Setidaknya ada satu kematian karena ini dan mungkin ada orang lain yang sekarang sedang diselidiki. Ini adalah mimpi buruk setiap orang tua bahwa anak Anda mungkin benar-benar terpengaruh oleh virus ini," ujarnya dilansir laman Mirror, Minggu (10/5/2020).

Penyakit yang diakibatkan virus Kawasaki. (Shutterstock)
Penyakit yang diakibatkan virus Kawasaki. (Shutterstock)

Kasus penyakit inflamasi yang langka dan mengancam jiwa pada anak-anak yang terkait dengan paparan Covid-19, pertama kali dilaporkan di Inggris, Italia, dan Spanyol.

Namun, dokter di Amerika Serikat mulai melaporkan kelompok anak-anak dengan kelainan ini, yang dapat menyerang banyak organ, merusak fungsi jantung, dan melemahkan arteri jantung.

Sean O'Leary, seorang ahli penyakit menular pediatrik di Children's Hospital Colorado yang bertugas di komite American Academy of Pediatrics tentang penyakit menular, mengatakan ia yakin kasus New York adalah kematian pertama yang dilaporkan dari sindrom ini di Amerika Serikat.

Sindrom ini berbagi gejala dengan syok toksik dan penyakit Kawasaki, yang berhubungan dengan demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar, dan dalam kasus yang parah, peradangan pembuluh darah jantung.

Baca Juga: Bikin Belajar Makin Asyik, TikTok Luncurkan Program #SamaSamaBelajar

Para ilmuwan masih berusaha menentukan, apakah sindrom tersebut dikaitkan dengan virus corona baru, karena tidak semua anak dengan itu dinyatakan positif terkena virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI