Salju Himalaya Mencair, Laut Arab Tercemar Ganggang Hijau Beracun

Rabu, 06 Mei 2020 | 07:30 WIB
Salju Himalaya Mencair, Laut Arab Tercemar Ganggang Hijau Beracun
Ilustrasi salah satu puncak gunung di Himalaya (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pencitraan dari satelit NASA menangkap gambar adanya pencemaran ganggang (alga) hijau beracun di sekitar Laut Arab. Setelah ditelusuri, alga hijau beracun itu terbawa oleh lapisan salju dari Gunung Himalaya yang mencair akibat perubahan iklim.

Menyusutnya lapisan salju di Himalaya, menyebabkan penyebaran ganggang hijau beracun begitu besar sehingga dapat dilihat dari luar angkasa.

Berdasarkan gambar yang ditangkap satelit NASA, para peneliti menemukan spesies laut Noctiluca scintillans, yang dikenal sebagai 'kilauan laut', melapisi garis pantai di sekitar Laut Arab.

Noctiluca scintillans, organisme planktonik berukuran mungil ini punya kemampuan untuk berkembang di perairan pantai, membentuk pusaran dan filamen tebal berwarna hijau.

Baca Juga: S3 Teknik Bangunan, Warganet Kagum dengan Mesin Sederhana Buatan Tukang

Padahal 20 tahun lalu, nama organisme laut ini jarang terdengar. Tapi kini, mereka berkembang biak dengan 'kecepatan yang mengkhawatirkan' di kawasan Laut Arab, tepatnya di perairan India, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Akibatnya, ganggang hijau ini mengancam ikan-ikan di Laut Arab, sekaligus sektor perikanan yang menopang 150 juta orang di sekitar kawasan tersebut.

Para peneliti mengatakan bahwa pencairan lapisan salju di daerah Himalaya-Tibbetan Plateu secara terus menerus dapat memicu ekspansi Noctiluca dan membuat permukaan laut lebih hangat.

Noctiluca scintillan, ganggang hijau beracun. [Shutterstock]
Noctiluca scintillan, ganggang hijau beracun. [Shutterstock]

"Ini mungkin salah satu perubahan paling dramatis yang telah kita lihat terkait dengan perubahan iklim," kata Joaquim Goes dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Universitas Columbia, seperti dikutip laman Daily Mail, Rabu (6/5/2020).

Selain mengancam kelangsungan ekosistem laut, sambung Goes, Noctiluca juga menyebabkan masalah lainnya bagi manusia, yaitu pencemaran sanitasi air.

Baca Juga: Anjing di Amerika Dilatih Mendeteksi Covid-19

"Kami melihat Noctiluca di Asia Tenggara, di lepas pantai Thailand dan Vietnam, dan sejauh selatan sampai Seychelles, dan di mana pun ia berbunga, itu menjadi masalah. Ini juga merusak kualitas air dan menyebabkan banyak kematian ikan," kata Goes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI