Suara.com - Belum lama ini, publik dihebohkan dengan kabar mengenai bintang Tsuraya. Seorang warganet mengunggah video penampakkan bintang tersebut, menganggapnya sebagai pertanda akhir pandemi corona.
Lantas, apakah asumsi tersebut valid kebenarannya?
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam laman resminya menyebut bahwa Tsuraya (Thuraya) atau dalam istilah astronomi populer disebut sebagai gugus bintang terbuka Pleiades.
Tsuraya biasanya berada di dekat rasi Taurus. Gugus bintang terbuka ini terdiri dari sejumlah bintang, dan tujuh di antaranya dapat dilihat dengan mata telanjang, termasuk si Tsuraya ini.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Antibiotik Baru untuk Infeksi Paru karena Covid-19
Sedangkan dalam mitologi Yunani yang dikenal sampai saat ini, ketujuh bintang tersebut dianggap sebagai bintang 7 saudari yang beranggotakan Sterope, Merope, Electra, Maia, Taygeta, Celaeno, dan Alcyone.
Karena mudah dikenali dengan mata telanjang, maka obyek ini juga muncul dalam berbagai mitologi langit dari berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Tsuraya atau Pleiades juga dikenal sebagai bintang tujuh dalam berbagai mitologi di berbagai kebudayaan di seluruh dunia.
Dalam tradisi India dikenal sebagai Kartika (Kritikka) yang namanya diambil dari dewa pelindung bangsa Tamil, Kartikeya. Di China dan Korea, Tsuraya disebut Mao-Xing dan Myo-Su Byeol (Bintang Berambut/ Hairy-Head Star.
Sedangkan masyarakat Jepang mengenalnya sebagai Subaru-hoshi atau "Bintang yang berkumpul". Nama inilah yang merek dan logo mobil termama asal Negeri Sakura, Subaru.
Sementara dalam tradisi langit Nusantara, Tsuraya sering disebut Lintang Wuluh atau Lintang Kerti. Masyarakat agraris di Indonesia juga kerap dijadikan sebagai tanda untuk mengawali cocok tanam, seperti memulai penggarapan sawah.
Baca Juga: Kabar Baik, Pasien Sembuh Covid-19 Mulai Tunjukkan Tanda Kekebalan
Namun di Timur Tengah, Tsuraya yang terbit ketika fajar merupakan penanda berakhirnya masa mewabahnya hama tanaman dan dimulainya panen buah kurma.